Tag : Cerita Swinger , Cewek Bispak , Cerita Dewasa , Cantik
, Cewek , Sex , Panas , Tukar Pasangan ,
Perek , Selingkuh
Siang itu aku bersama istriku, Ivonne, sedang berjalan2 di
sebuah mall di Jakarta. Namaku Bram, aku berusia 28 tahun dan merupakan
seorang yang cukup sukses dalam karir dan keuangan. Istriku Ivonne berusia
24 tahun, sangat cantik dan seksi dengan tubuhnya langsing setinggi 161 cm
dan dadanya yang berukuran34B. Banyak orang mengatakan dia mirip seperti
bintang2 film Korea
atau Jepang, karena kebetulan Ivonne memang berdarah campuran. Kami adalah
pasangan baru yang belum lama ini melewati bulan madu kami. Hari itu
Ivonne mengenakan kemeja warna putih yang dipadu dengan rok jeans biru
yang mini di atas lutut. Aku sangat bangga punya istri yang cantik
dan seksi seperti Ivonne sebab aku tahubanyak sekali lelaki yang ingin
mendapatkan dia, tapi akhirnya cuma aku yang berhasil. Tetapi sejak
peristiwa ini, aku tidak tahu apakah kecantikan istriku ini merupakan
berkat atau kutukan bagiku.Saat itu aku dan Ivonne sedang duduk menikmati
hidangan di food court, ketika aku merasakan ada orang yang menepuk
pundakku. Aku menoleh dan mendapatkan seorang laki2 berusia sekitar 60
tahunan, kulitnya hitam pekat dan mukanya
sendiri sudah penuh dengan kerut2. Tapi laki2 ini tetap
berpenampilan perlente dengan rambutnya yang panjang walaupun sudah banyak
yang putih diikat rapi, ditambah lagi dengan kumis lebat di atas bibirnya.
Laki2 ini tersenyum sambil matanya menatap mataku lekat2 sebelum berkata
“Hallo dik, tenang saja, saya cuma mau perkenalkan diri saya. Saya bernama
Tolib, panggil saja mbah Tolib. Adik
ini siapa namanya?.”
Aku merasa bahwa mata dan suara mbah Tolib ini bagaikan satu
sumur yang dalaammm sekali dan perlahan2 aku pun seperti tercebur ke dalamnya.
Tanpa sadar aku sendiri menjawab “Nama saya Bram, mbah.”
Mbah Tolib pun tersenyum sambil bekata lagi “Bagus dik,
tenang saja yah. Adik harus percaya sama mbah. Tolong perkenalkan istri
adik yang cantik ini yah.”
Bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya aku pun berpaling
kepada Ivonne sebelum menjawab. “Iya mbah, istri saya ini namanya Ivonne.”
Ivonne sendiri sedang duduk termangu2 diseberangku dan
tampaknya dia pun sudah mulai kena pengaruh hipnotis mbah Tolib ini. Mbah
Tolib pun berkata lagi “Nah sekarang kalian berdua dengerin baik2 yah
perkataan mbah ini. Kalian ini akan selalu mendengar dan menuruti
perkataan mbah. Apapun yang mbah katakan, kalian akan percaya dan
dituruti, ngerti?”. Aku dan Ivonne cuma bisa menganguk2an kepala kami
sebagai tanda menurut. “Bagus, bagus sekali” mbah Tolib lalu memberikan
isyarat dengan tangannya memanggil seseorang lagi di belakang kami.
Tidak lama kemudian datanglah seorang bapak2 yang kira2
berumur 50-an. Gemuuk sekali dengan tubuh pendek, tingginya mungkin hanya sebahu
Ivonne. Kepalanya sudah mulai botak dengan mulut lebar yang selalu
menyeringai buas bagai serigala siap memangsa. Dia duduk di meja kami
sebelum bertanya”Gimana Lib, sukses gak loe”.
“Beres boss. Kapan mbah Tolib ini pernah gagal” jawab mbah
Tolib sambil berpaling kepadaku. “Dik Bram, dengarkan yah.. mulai sekarang
dik Bram ini akan selalu duduk diam di samping saja . Apapun yang terjadi,
anggap saja dik Bram sedang menonton TV. Dik Bram tidak akan melawan
sedikitpun, ngerti!! ” Otakku saat itu merasakan gelagat yang kurang
beres, tapi entah kenapa aku merasa aku harus menuruti perkataan mbah
Tolib ini dan menganggukan kepalaku.
Kemudian mbah Tolib pun berpaling kepada Ivonne dan berkata
“Dik Ivonne sekarang dengerin. Dik Ivonne ini adalah seorang cewe penggoda
pria yang haus seks… yang kecanduan kontol, yang tidak pernah puas dengan
kontol suami sendiri dan tidak akan pernah menolak kontol lelaki manapun.
Juga dik Ivonne ini harus menurut dan submisif kepada laki2. Apapun
permintaan seorang lelaki adalah perintah yang dik Ivonne harus turuti.
Mengerti.” Ivonne menganguk2 lemah.
“nah, dik Bram dan Ivonne, ini adalah bapak Jimmy, panggil
aja om Jim. Dia adalah sahabat baik mbah. Jadi kalian harus perlakukan om
Jim ini baik2. inget
pesen mbah barusan.. “
Ivonne melemparkan senyum manisnya yang sungguh mengerakkan
hati lelaki itu ke Om Jim sambil menggoda “Om Jim..
kenalkan saya namanya Ivonne. yuk duduk sini sebelah Ivonne” Om Jim pun
langsung tertawa terkekeh2 dan diapun pun pindah duduk di sebelah Ivonne.
Ivonne memberikan reaksi yang lebih mengejutkan lagi dengan merapatkan
badannya untuk bersandar ke tubuh om Jim sambil berkata dengan suara
mendesah “Aduh Om Jim ini ganteng banget.. pasti banyak nih cewe2 yang
mau ngerubutin Om. ”
Aku melihat muka si bandot tua om Jim ini bersinar2 seperti
orang yang baru menang lotre semilyar sambil menjawab “Wah.. om memang
udah banyak kenal cewe. Tapi yang paling cantik dan seksi ini dari
semuanya yah Ivonne ini.”
Ivonne pun mencubit lengan om Jim ini sambil menjawab dengan
genit “Ahh om bisa aja… Ivonne jadi malu nih hihi..”.
Om Jim pun tertawa penuh kemenangan sambil merangkul Ivonne
mesra dan berkata “Om tidak bohong koq. Ivonne
memang paling cantik dan seksi, hanya sayang agak sombong. Om
dari tadi udah larak lirik lihatin Ivonne tapi Ivonne malah melengos ke
arah lain”.
“Ahh om gitu aja marah sih. Iya deh Ivonne mohon maaf nih
sama Om. . .” Ivonne memohon
“Wah kagak bisa segampang itu.. biar bagaimana harus ada
hukumannya dong” jawab om Jim dengan senyuman penuh arti.
“Waduh om koq kejem banget sih… yah udah deh Ivonne ngalah
dan bersedia terima dihukum apa aja sama om”
“Bener nih, jadi Ivonne bersedia disuruh apa aja oleh om?”
“Iya bener om. Apa aja yang om minta, Ivonne tidak akan
menolak. yang penting om tidak marah lagi sama Ivonne” jawab Ivonne dengan
raut muka penuh permohonan.
Si bandot tua itu pun tertawa lagi terbahak2 sebelum
menjawab “Baik deh om tidak akan marah lagi sama Ivonne. Om
akan hukum kamu nanti, sekarang om mau bicara sama suamimu dulu”. Om Jim
berpaling kepadaku “eh, gue mau tanyain elu.. dan loe mesti jawab
sejujur2nya ngerti!!!”. tanyanya setengah membentak.
“Iya Om” jawabku lemah. Si bandot itu pun menanyakan
mengenai kekayaanku, saldoku di bank, barang2 berharga di rumahku, dan semua
kujawab dengan jujur tanpa kututupi. Selama ini tangannya pun tidak pernah
lepas menelusuri lekuk tubuh seksi Ivonne yang sudah pasrah itu.
Setelah selesai menginterogasi si bandot Jim itu pun tertawa
lagi “Wah kali ini kita bener2 beruntung nih, Lib. Udah cewenya cuakep
banget.. bener2 bikin gue
nafsu .. dan cowo-nya juga kaya banget.. Bener2 untung besar
kita ini.” Mbah Tolib itu pun ikut tertawa.
“Ok… Di rumah elo ada orang lagi” tanya si bandot Jim
ini.
“Tidak ada om. Di rumah cuma kami berdua” jawabku.
Si bandot Jim ini pun tertawa terbahak sambil menjawab
“Bagus. .lebih baik begitu memang”. Dia pun memberi tanda kepada ke tiga
orang lagi di meja sebelah kami. Ternyata si bandot ini punya tiga anak
buah lagi yang sedari tadi duduk di meja sebelah memperhatikan semuanya…
atau lebih tepat memelototi Ivonne di pelukan boss mereka. Mereka pun
menghampiri kami sambil meneguk ludah melihat
kemolekan tubuh Ivonne.
Nah kalian kenalin nih. Ini Tarjo, Jono, dan itu si Supri.”
kata om Jim. Tarjo ini tampaknya adalah pengawal pribadi om Jim bertubuh
kekar dan tegap, lengannya penuh tato dan agak brewokan dengan rambut
dipotong cepak. Sedangkan Supri kelihatan seperti seorang pecandu obat
dengan mata mengantuk dan tubuh yang kurus kering seperti monyet. Giginya
tonggos dan kejelekan tampangnya ini cukup bersaing dengan bo ssnya si om
Jim. Jono sendiri bertubuh gembrot dengan perut buncit seperti hamil dan
rambut kriting kribo. Tampangnya juga tidak jauh beda dengan Supri.
“Nah .. sekarang kita ke bank dulu.. kemudian ke rumah elo..
Gua orang udah kagak sabar pengen entotin bini loe yang seksi dan cuakep
ini. Loe keberatan gak?” tanya om Jim kepadaku ini dengan senyum
melecehkan. Pikiranku pun langsung kacau, rasa cemburuku mulai bangkit dan
aku merasa sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. Tapi seperti ada kabut
yang menutupi akal sehatku sehingga aku cuma menjawab “Terserah om deh…
Saya turutin om
aja”.
“Nah Ivonne.. mereka ini pegawai2 om. Mereka mau bantuin
Ivonne buat beres2 rumah. Soalnya di rumah Ivonne banyak barang2
rongsokan. Ivonne tidak perlu
kuatir nanti biar mereka yang bersihin semua.” kata om Jim
sambil menahan ketawa-nya yang terkekek2. Mbah Tolib, Tarjo, dan Supri
juga ikut tertawa2.
Aku sendiri masih termangu2 sambil berpikir “Barang rongsokan
mana yang ada dirumahku”. Tapi Ivonne sudah menjawab “Ok om.. Ivonne
percayakan sama om deh.”
“Ok kita berangkat sekarang. Om dan
mbah Tolib akan ikut mobil kalian. Biar mas2 ini mengikuti dibelakang”.
Kami semua bangkit berdiri dan berjalan ke tempat mobil
kami. Selama kami jalan, Ivonne jalan disebelah om Jim ini dan aku sendiri
merasa banyak orang2 yang kelihatan bingung melihat pasangan BB. Istriku
Ivonne yang cantik molek tampak merangkul seorang lelaki tua yang gendut
dan pendek dan pantas menjadi
bapaknya ini. Ivonne sendiri tampak begitu pasrah dan
submisif terhadap si bandot Jim ini. Dia bagaikan seekor tikus kecil yang
lemah di tengah kawanan kucing liar yang buas. Hatiku merasakan ada bahaya
besar mengancam kami berdua, terutama terhadap Ivonne istriku, tapi
pikiranku benar2 seperti diliputi kabut dan yang terpikir olehkku hanya
menuruti om Jim dan mbah Tolib ini. Tanpa terasa mobil kami pun sudah
dekat….
Sesampai di mobil, si bandot Jim itu pun berkata “Tolib,
eloe duduk di depan yah
sama dia, gue mau duduk di belakang sama Ivonne”.
“Beres boss” jawab mbah Tolib ini dengan senyum penuh arti.
“Nah sekarang dik Bram ke bank dulu ambilin duit buat om Jim
ngerti”, perintah mbah Tolib kepadaku.
“Iya mbah” aku cuma menjawab lemah. Mobilpun kunyalakan dan
aku mulai menyetir sambil sekali2 melirik ke bangku belakang.
Apa yang kulihat pun sangat mengagetkanku, om Jim tampak
sedang menciumi leher Ivonne. Kedua tangannya pun aktif bergerilya di
tubuh Ivonne. Yang satu sudah menyelinap ke balik kemeja Ivonne dan aku
bisa melihat tangannya sedang meremas2 dan memijat buah dada Ivonne yang
montok itu. Ivonne sendiri sudah duduk mengangkang, roknya sendiri sudah
disingkap oleh om Jim sehingga celana dalamnya pun terpampang dengan
jelas. Hari itu Ivonne memakai CD thong merah yang merupakan favoritku.
Thong itu memang sangat seksi karena praktis hanya seutas tali yang
menutupi selangkangan Ivonne. Cuma ada sedikit kain segitiga transparant
yang menutupi bagian intimnya. Ditambah lagi dengan bulu2 jembut Ivonne
ini yang agak jarang sehingga vaginanya ini sudah terlihat dengan
jelas dibalik thongnya ini. Tangan om Jim ini pun tampak sibuk menjelajahi
bagian2 paling rahasia Ivonne itu.
Mbah Tolib nampak sudah ngiler banget dan menelan ludah
berkali2 melihat kemolekan tubuh Ivonne istriku ini sambil bergumam.
“Busyet deh ini cewe jaman sekarang koq pake CD nya seperti ini. “
“He.. heh he.. ini memang rejeki kita. Mungkin Ivonne sudah
tahu kalau hari ini memeknya akan dipamerin ke kita. ha ha ha.” om Jim ini
tertawa2 tapi jari2 tangannya terus bekerja mengelus2 dan menekan daerah
vagina Ivonne. Kemudian jari om Jim ini menjepit thong Ivonne lalu
menggesernya ke samping. Kemudian jarinya pun dengan gesit menyelinap
masuk ke kemaluan Ivonne dengan tiba2.
“Aaaahh ..oohh…. omm.. pelan2…. omm. sakit.. omm…. ” jerit
Ivonne yang tampak kaget karena kemaluannya ditembus secara tiba2 oleh
jari om Jim ini.
“He. he… tapi enak kan
Ivonne.. buktinya ini sampe basah begini nih.” bales om Jim dengan
senyumnya yang melecehkan.
“Ahh… ii.. iyaa.. omm… enuaakk….ahh… geli omm… oohhh
hmmphh” perkataan Ivonne terputus di tengah2 karena tiba2 saja si bandot
Jim ini melumat bibir mungil Ivonne dengan mulut lebar nya itu. Ivonne pun
membalas pagutan om Jim ini dengan penuh gairah.
Setelah puas melumat bibir mungkin Ivonne, om Jim
menghentikan serangannya dan berkata “Von, dibuka dong bajunya. Om
mau lihat toket kamu nih.” Ivonne menjawab dengan nafas yang masih memburu
“Aduh Om.. jangan ah.. malu dong nanti dilihatin orang gimana”. Om Jim
pun tertawa sebelum berkata “Ivonne… body kamu itu bagus dan seksi sekali.
Om belum pernah ketemu cewe seseksi kamu. Jadi memang sudah sepantasnya
kalau body kamu itu dipamerin ke orang. bukan ditutup2pin.. Itung2 bagi2
rejeki. Juga kaca mobil ini kan hitam
pekat.. orang tidak mungkin bisa lihat dari luar. Paling2 cuma mbah Tolib
ini yang lihat, tapi kamu tidak usah malu sama dia. Nanti dia malah akan
lebih mengenal badan kamu lebih lagi” Perkataan om Jim ini disambut oleh
mbah Tolib dengan tawanya yang keras.
“Iya deh om.. Ivonne buka sendiri yah” kata Ivonne dengan
manja sambil tangannya bergerak untuk membuka kancing bajunya. Perasaan
dan pikiranku sendiri sudah tercampur aduk saat itu dan aku cuma bisa
menonton saja. Untung memang kaca mobilku ini hitam pekat juga mobilku ini
model tinggi sehingga orang luar memang tidak gampang bisa melihat ke
dalam. Kalau tidak bisa2 ditangkap polisi kita.
Sesuai dengan hipnotis mbah Tolib, Ivonne ini mulai
memainkan perannya sebagai seorang cewe penggoda. Dia membuka kancing
bajunya dengan perlahan2. Om Jim sendiri lama2 sudah tidak sabar dan
dengan cepat mengulurkan tangannya dengan niat membuka sendiri kancing2
baju Ivonne.
Ivonne pun cepat2 berkelit dan menggoda om Jim ini “Eit..
sabar dong om… nanti juga om akan bisa lihat semua. Tubuh Ivonne ini sudah
diserahkan sama om.”
Dengan berat om Jim akhirnya berhasil menyetop dirinya dan
berkata “Ok ok deh om bakalan tungguin Ivonne buka sendiri”.
Dengan gaya
seorang penari bugil yang profesional, Ivonne pun pelan2 membuka kancing2
bajunya. Om Jim dan mbah Tolib ini rasanya sudah seperti terhipnotis oleh
tingkah Ivonne ini. Mereke seperti menjadi patung saja, tidak
bergerak sedikit pun cuma memelototi Ivonne dengan tidak berkedip. “Rasain
senjata makan tuan ini namanya. Biarin elu tua2 bangka kena serangan
jantung sekalian.” makiku dalam hati.
Setelah entah berapa lama, Ivonne selesai juga membuka semua
kancing bajunya ini. Dia pun pelan2 menurunkan bajunya sambil tetap
menyilangkan tangannya di depan dada menutupi dadanya yang montok itu. Om
Jim dan mbah Tolib ini pun tidak berkedip memelototi tubuh molek Ivonne
yang pelan2 mulai tersingkap, Pertama2 bahunya yang terlihat dengan tali
bh-nya yang juga berwarna merah, kemudian punggung dan terakhir perut
mulusnya. Tetapi Ivonne sendiri tetap menyilangkan tangannya di depan dada
sambil berkata “Nah om.. sudah cukup yah.. segini aja.”
Om Jim sendiri sudah tidak tahan dan berkata sambil menelan
ludah “Ivonne, ayo dong.. buka juga bhnya.. om dan mbah mau lihat toked
kamu nih”. Ivonne cuma tersenyum genit sambil berkata “Iya deh Ivonne
ngaku kalah.. Nih…..” Kali ini Ivonne mengagetkan semua orang karena
secara tiba2 Ivonne menarik bhnya dan memperlihatkan sepasang toketnya
yang montok sempurna. Rupanya Ivonne memakai bh yang mempunya kaitan di
depan sehingga dapat dibuka dengan cepat .Mbah Tolib dan om Jim sendiri
tampak terkesima melihat pemandangan indah di hadapannya. Toket Ivonne itu
tidak besar tapi juga tidak kecil. Tampak kencang dan bulat dengan puting
berwarna pink yang menjulang. Ditambah dengan perutnya yang rata sehingga
toketnya kelihatan lebih besar. Itu semua sebab Ivonne rajin olahraga
untuk menjaga tubuhnya.
Tepat disaat ini, kita pun sudah sampai di bank. Om Jim yang
baru tersadar cepat2 berkata “Tolib, eloe cepetan ambil duit sama dia”.
Mbah Tolib sendiri dengan sangat terpaksa menuruti dan turun dari mobil
bersamaku.
Setelah menguras semua uangku yang tersedia di bank, mbah
Tolib pun cepat2 kembali ke mobil. Setiba di mobil, aku melihat Ivonne
duduk mengangkang di pangkuan om Jim sambil menghadap ke arah dia. Om Jim
sendiri tampak asik sedang menyusu di toket Ivonne yang montok itu.
Mulutnya yang besar itu seperti mencaplok setengah dari toket Ivonne.
Sementara toket satunya habis diremas2 dan pijit oleh tangannya. Sementara
Ivonne sendiri mendesah2 dan meracau dengan kata2
“Iya… teruss.. omm.. ooohh.. isep terus pentilnya om….
aduh.. “. Mata mbah Tolib tampak seperti hampir melompat dari lobangnya,
dia pun cepat2 menyuruh aku menyetir pulang ke rumahku.
Aku menyetir dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan. Ada
rasa marah, cemburu karena sekarang aku harus merelakan tubuh molek
istriku dinikmati orang. Juga ada perasaan terangsang yang luar biasa
melihat cewe secantik Ivonne ini dikerjai oleh lelaki tua yang jelek dan
gendut ini. Setelah sekian lama menikmati toket Ivonne, om Jim bertanya
“Ivonne sudah siap dihukum?” Ivonne menjawab dengan menganggukkan
kepalanya. Om Jim pun menambahkan ” Nah kalau gitu, Ivonne harus sepong
kontol om ini.” Ivonne pun menjawab dengan suara seksinya “Ah kalau cuma
disuruh isep titit om sih Ivonne juga bersedia tanpa dihukum koq.” Om
Jim mengedipkan mata sekejap ke arah mbah Tolib sebelum menjawab
“Oh… Ivonne ini suka dengan kontol yah.. Jangan kuatir masih banyak
kontol2 laen yang Ivonne bisa coba. Contohnya kontol mbah Tolib
ini.” Ivonne tidak menjawab dan cuma tersenyum tersipu2.. tapi tangannya
bergerak cepat dan membuka retsleting celena om Jim dan lalu menarik
celana berikut kolornya ke bawah. Ivonne pun pelan2 menurunkan kepalanya
dan mulai menjilat2 kontol om Jim ini. Aku pun melirik ke belakang dan
kulihat kontol si bandot ini ternyata tidak terlalu besar mungkin sekitar
12-an senti.. Lebih kecil dari punyaku walau ternyata berdiameter lebih
besar. Tidak lama kemudain Ivonne membuka bibir mungilnya dan mulai
memasukkan kontol si bandot Jim ini ke dalam mulutnya. Senti demi senti
kontol om Jim ini pun melewati bibir merekah Ivonne sampai akhirnya amblas
semuanya dan bibir Ivonne pun menempel di selangkangan si bandot ini. Aku
bisa membayangkan kenikmatan yang diperoleh si bandot ini, sebab aku tahu
Ivonne memang ahli dalam menyepong kontol dan dia pun pandai melakukan
deep throat. Awalnya memang Ivonne suka tersedak ketika pertama
kali mencoba dep throat kontolku tapi tidak berapa lama kemudian dia mampu
menelan semua kontolkku.
Om Jim pun tampak merem melek keenakan ketika Ivonne mulai
memaju mundurkan mulutnya dan memompa kontolnya itu.
“Waduh enuakk bener… Lib… Tolib eloe mesti cobain nih.. gila
si Ivonne ini hebat bener nyepong nya… kontol gue amblas semua di
mulutnya.”. Ivonne sendiri tampak menghisap kontol itu dengan penuh nafsu.
Dia mengeluarkan selurh kepandaiannya. Sebentar dia berhenti memompa, lalu
kontol itu diisep
sekuat2nya lalu ditambah dengan sapuan2 lidahnya di bawah
kepala jamur si bandot Jim ini. Nafas om Jim in sudah semakin memburu,
tampaknya tidak lama lagi dia akan mencapai puncak.
Ivonne menghentikan sepongannya lalu beganti menjilati dan
memainkan bola2 pelir si bandot ini. Om Jim ini sendiri tampak
mengeluarkan teriakan2 kecil penuh nikmat setiap kali bola2nya dimainkan
oleh mulut dan lidah Ivonne.
“Ayo dong om .. .kapan nih keluarnya.. Ivonne haus nih
kepengen minum pejuh nya om… ” seru Ivonne sambil terus mengocok kontol om
Jim dengan tangannya.
“Sebentar lagi Ivonne sebentar lagi nih… Om
udah mau sampe nih” jawab om Jim terengah2.
Pertanyaan Ivonne ini sungguh2 mengagetkanku sebab aku tahu
selama ini Ivonne tidak pernah mau menelan pejuhku. Dia memang sering
menyepong kontol ku, tapi setiap kali pejuhku pasti dikeluarkan di
tangannya atau di tissue. Satu saat aku pernah ngecrot di mulutnya..
Ivonne sendiri hampir muntah dan dia marah2 setelah itu. Aku merasa iri
sekali terhadap si bandot Jim ini. Pejuhnya adalah yang pertama ditelan
oleh Ivonne.
Tidak lama kemudain om Jim pun mulai mengejang dan berteriak
“Ahh.. ahh sekarang Ivonne sekarang”
Ivonne tampak membelalakan matanya dan mulutnya pun langsung
mengatup di kontol om Jim sambil terus disedot sekuat2nya.
“Arggahh.. arrhh.. ” teriak si bandot itni. Ivonne sendiri
berusaha untuk menelan semua pejuh si bandot ini tapi tidak urung ada juga
sedikit yang meluap keluar dari bibirnya yang mungil itu. Tampaknya pejuh
si bandot ini lumayan banyak sehinggak Ivonne baru dapat menghabiskannya
setelah menelannya beberapa kali.
Tidak berapa lama kemudian tembakan pejuh kontol om Jim ini
berhenti tetapi Ivonne sendiri masih terus menyedot dan menghisap sampai
om Jim sendiri yang
menyetopnya.
“Sudah Von,… om tidak tahan nih terlalu sensitif.. ” om Jim
berkata terengah2.
Ivonne pun melepas kontol om Jim yang sudah kecil itu sambil
berkata, “Sedap sekali omm…Ini masih ada sisa .. Sayang kalau
terbuang”. Lalu jari tangannya pun mencolek sisa2 pejuh om Jim di dagunya
sebelum kembali dimasukkan ke mulutnya kemudian disedot2 .
Mbah Tolib sendiri dari tadi sudah terbengong2 melihat
kerakusan Ivonne.
“Duh hebat kamu Von… kalau belum puas, masih ada lagi tuh”
tukas om Jim sambil melirik ke arah mbah Tolib.
“Mbah Tolib juga mau mbah” tanya Ivonne dengan manja.
“Ohh sudah pasti dik Ivonne.. jangan kuatir saya tanggung
dik Ivonne akan sangat puas kalau nyepong punya saya. Nah sekarang kita
udah sampai nih” jawab mbah Tolib.
Dan memang saat itu kita sudah tiba di rumah dan mobilku
sudah diparkir di garasi. Tarjo dkk juga mengikuti rapat di belakang.
“Nah Ivonne, sekarnag kamu om serahkan ke mbah Tolib yah.
Nanti om bakal ketemuin kamu lagi” kata om Jim.
“Iya om” jawab Ivonne sambil langsung turun dari mobil tanpa
mengenakan bh atau kemejanya lagi. Tarjo, Jono, dan Supri tampak melotot
melihat pemandangan indah dihadapan mereka. Ivonne sendiri tidak
mempedulikan pelototan mereka semua, dan dia malah menambah aksinya dengan
mengubah gaya jalannya yang dibuat
seseksi mungkin. Pantatnya yang montok juga toket bulatnya terguncang2 di
setiap langkahnya.
Mbah Tolib merangkul Ivonne dan mengajaknya ke kamar
idurkuku, sedangkan aku disuruh om Jim untuk menunjukkan barang2 berharga
di rumah kami. Tarjo dkk juga mengikuti kami. Disaat mereka sedang
menguras barang2 di ruang kerjaku, aku mendengar pekik kaget Ivonne dari
kamar tidur. Om Jim sendiri tertawa2 sambil berkata “Kayaknya bini loe
udah bertemu dengan senjatanya si Tolib. Gue jamin deh bini loe bakalan
dapet pengalaman yang tak terlupakan. Hehhe “. Aku tidak mengerti apa
maksud kata2 om JIm ini, tapi jawabannya pun kudapat tidak lama kemudian.
Om Jim meyuruh Tarjo bertiga untuk mengangkat barang2
berharga di rumah kami ke truk yang sudah disiapkan mereka. Sedang dia
menyuruh aku ikut ke kamar tidur. Sesampai di sana ,
aku melihat Ivonne sedang menyepong kontol mbah Tarjo di atas ranjang
kami. Mbah Tarjo sendiri sudah telanjang bulat dan berbaring
telentang dan… kontolnya itu.. busyet besar sekali.. Mungkin sekitar 25-an
centi dengan diameter yang tidak kalah besarnya. Ditambah lagi dengan
urat2 yang tampak menonjol di sekitarnya. Ivonne sendiri merangkak di
atasnya masih mengenakan rok mini-nya yang tersingkap tinggi dan
menunjukkan thong merahnya itu.
Melihat kami berdua, mbah Tolib sendiri tertawa sambil
berkata “Wah bener nih boss. Kita bener2 beruntung… dik Ivonne ini bener2
jago nyepong nih.. hehehhe”
Ivonne sendri berusaha sebisa mungkin untuk memasukan kontol
mbah Tolib sepenuhnya ke dalam mulut mungilnya, tapi cuma sekitar 1/3 nya
yang berhasil masuk mulutnya karena kebesaran. Dia terus menjilat dan
menhisap kontol mbah Tolib.
Om Jim sendiri tertawa2 dan dia langsung melepaskan semua
bajunya untuk telanjang juga sambil bertanya “Gimana Von. kontol mbah
Tolib enak kagak”
Jawaban Ivonne cuma gumaman karena mujlutnya tersumpal oleh
kontol besar itu.
Om Jim tidak membuang2 waktku lagi dan langsung merangkak ke
belakang Ivonne. Kedua tangannya merayap di kaki Ivonne pertama2 dari
betis, naik ke paha dan akhirnya ke daerah kewanitaan Ivonne. Setelah
bermain2 sebentar tangannya pun menarik turun rok Ivonne dan sekarang
Ivone cuma mengenakan thong merahnya itu.
Om Jim pun berhenti sejenak untuk mengagumi keindahan pantat
Ivonne yang penuh berisisi itu.
“Waduh gue udah kagak tahan nih pengen lihat memek-nya.” dan
om Jim pun menarikturun thong merah Ivonne dan melucutinya melewati kedua kaki
Ivonne. Sekaraag tampaklah daerah intim Ivonne, vaginanya yang berwarna
merah jambu dan itilnya yang mengintip di ujungnya. om Jim tidak membuang
waktu lagi dan langsung menundukkan kepalanya dan mulai menjilatii vagina
Ivone.
Kelihatannya si bandot Jim ini cukup ahli dalam teknik
oralnya sehingga Ivonne pun berteriak2 keenakan “Iyaa omm.. aahh enakk
ommm teruss omm.. jilatin punya Ivonne omm..” Tidak lama kemudian om Jim
pun merubahkan posisi dan membaringkan Ivonne terlentang sambil kedua
pahanya dibuka lebar2 untuk memudahkan akses ke vaginanya Ivonne ini.
Mbah Tolib tampak mengalah dan tidak memaksa Ivonne untuk
terus menyepong kontolnya,. Dia mulai menciumi bibir Ivonne dengan ganas
lalu mulut keriputnya. itu pun turun dan mulai bermain2 di toket Ivonne.
Ivonne sendiri tampak kewalahan melayani 2 lelaki ini, dan
mereka pun terus menyerang bagian2 sensitif Ivonne sehingga Ivonne
mendapat kepuasan yang tidak terhingga. Dia terus meracau “Ahh.. terus
omm. jilatin lebih dalem lagi om.. teruss.. mbah… isep pentilnya Ivonne
mbah..”
Tidak lama kemudian tubuh Ivonne pun mengejang kaku dan dia
berteriak “Aaahhh omm.. mbah.. Ivonne……..aahh enakk…ooohhh”. Ternyata
Ivonne sudah mencapai puncak kenikmatan pertamanya.
Setelah mengejang beberapa lama, Ivonne pun melemas dan
kedua bandot tua ini cuma terkekeh2 ketawa. “Eh lihat tuh.. bini loe puas
bener ngelayanin kita berdua. Jangan salahin kita loh kalau nanti dia
sendiri yang nyari2 kita.. heheh… ” ejek om Jim kepadaku. “Sekarang eloe
perhatiin gue mau entotin bini lue nih” tambahnya
“Nah Ivonne, sekarang siap yah.. om akan masukin nih.. mau
cobain memek Ivonne nih.” kata Om Jim sambil mengangkat satu kaki Ivonne
yang disangkutkannya di bahunya sehingga pinggul Ivonne pun tertarik ke
atas. Ivonne tidak memberikan jawaban dan cuma mengangguk lemah.
Mbah Tolib pun bergerak ke arah muka Ivonne dan berkata “dik
Ivonne .. daripada mulutnya nganggur .. isep kontol mbah lagi yah.. .Kita
coba masukin lebih dalem lagi mau..”
Ivonne pun menurut dan membuka mulut mungilnya itu langsung
disumpal oleh kontol raksasa mbah Tolib.
Om Jim pun mulai memasukkan kontolnya ke vagina Ivonne senti
demi senti. Kiranya carian kenikmatan Ivonne memudahkan kontol sibandot
Jim ini menerobos ke dalam. Ketika sudah masuk kurang lebih setengah dia
pun langsung menyentakkan kontolnya hingga semuanya masuk amblas. Ivonne
sendiri tampak lebih sibuk dengan kontol raksasa di mulutnya itu yang
mulai menjelali tenggorokannya. Kiranya dengan posisi Ivonne yang
terlentang, kontol raksasa mbah Tolib berhasil masuk lebih dalam lagi
,kurang lebih setengahnya sudah masuk ke mulut Ivonne. Tapi mbah Tolib ini
belum puas dan terus mendorong kontolnya ke mulut Ivonne. Ivonne tampak
kewalahan dan mulai meronta2.
Mbah Tolib tetap tidak mau mengerti dan berkata “Dik
Ivonne.. tenang aja yah.. jangan meronta terus. nanti malah sakit. .Coba
sekarang lemaskan mulut dan tenggorokanmu.. jangan dilawan..” Ivonne
pun menuruti saran mbah Tolib dan mulai melemaskan tenggorokannya..
Luar biasa sekali, aku melihat kontol raksasa mbah Tolib berhasil masuk
lebih dalam
lagi.
“Nah begitu dong. ayo terusin…. nih tinggal sedikit lagi…
masuk semuanya… ” ujar mbah Tolib memberi semangat. Reaksi Ivonne lebih
mengejutkan lagi ketika dia menjulurkan kedua tangannya untuk memeluk
pinggul mbah Tolib yang lalu ditekannya ke arah mulutnya. Dengan bantuan
dorongan tangannya, Ivonne berhasil menelan seluruhnya penis raksasa mbah
Tolib. Bibir mungil Ivonne tampak tertarik lebar agar bisa dilewati kontol
raksasa mbah Tolib ini.
Tepat disaat itu, Tarjo bertiga pun masuk ke kamarku. Mereka
berdiri termangu2 melihat semua ini, pemandangan di depanku ini bener2
sangat merangsang..Betapa tidak seorang cewe muda cantik yang puth bersih
mulus tampak sedang digang bang oleh 2 lelaki tua. Cewe itu pun disumpal
oleh 2 kontol di mulut dan vaginanya.
“Eh.. eloe bertiga udah selesai.. Cepet ambil barang2 di
kamar ini. Itu di laci2 meja sana
dan di lemari juga. Kalau udah selesai, baru elu boleh bersenang2 sama
vonne ini.. hahaha” om Jim tertawa keras.
“Nah Ivonne siap yah kita mulai sekarang” kata om Jim.
Berbarengan om Jim dan mbah Tolib ini pun mulai memompa kontol mereka
bergantian. Semakin lama semakin cepat, dan Ivonne sendiri tidak bisa
banyak bergerak karena jepitan kedua kontol ini dan hanya bisa pasrah saja
pada keadaannya.
“Wah… gila memeknya enak bener… Masih seret dan ngejepit…
eloe2 bener2 mesti terima kasih sama gue nih… kalau bukan karena gue tak
nanti eloe orang bisa nyobain cewe cakep kayak gini. “kata si bandot Jim
ini dengan tertawa2.
Tarjo dengan tampang beringasnya tampak tidak terlalu
menanggapi. Tapi Supri langsung menambahi “Iyaa boss, kalau bukan boss
mana bisa kita2 nikmatin cewe seperti ini. Kalaupun bayaran tidak
ditambah, kita juga betah koq kerja sama boss terus. hehehe”. Tampaknya
Supri cukup pintar menjilat pantat bossnya ini. Sedangkan Jono dengan
perut buncit dan tampang bodohnya seperti sudah kehilangan pikiran dan
cuma cengar-cengir saja.
Pada saat Jono dan Tarjo mengepak barang2 di dekatku, aku
pun dengar mereka berbisisk2.
“Mas Supri, ini bener mas .. enter kita dikasih ngentot sama
nyonya muda cakep itu..??” tanya Jono.
Supri membalas dengan senyum mesumnya “Eh eloe masih baru di
kelompok kita. Nanti eloe bisa buktiin sendiri. Gini2 gue udah ngentot
sama beberapa cewe yang cakep2 kayak dia itu. Beda dengan perek2 kampung..
apalagi sama bini loe yang gembrot itu. Pokoknya dijamin puas
deh…” “Iyaa mas.. mimpi apa semalam yah.. Bisa maen sama cewe muda cantik
kayak bidadari itu. ” bales Jono.
“Hoii… kerja cepetan,, jangan banyak bacot terus… Gua juga
udah kagak sabaran mau ngentotin cewe itu… ” bentak Tarjo. Jono dan Supri
cuma bisa terdiam dan buru2 menyelesaikan tugasnya.
Tubuhku langsung lemas begitu mendengar semua perkataan
mereka. Tadinya aku berharap cuma si bandot Jim dan mbah Tolib yang akan
memperkosa istriku Ivonne, tapi tampaknya si bandot Jim ini akan
menyerahkan Ivonne kepada ketiga bajingan ini juga. Ivonne akan digang bang
habis2an oleh mereka berlima ini dan aku tidak bisa berbuat apa2 untuk
menyetopnya.
Tidak berapa lama kemudian, aku mendengar om Jim berteriak
dan tubuhnya mengejang. Kontolnya pun ditancapkan sedalam2nya ke kemaluan
Ivonne.
“Argghh.. ahh… anjing.. enak bener..aaahhh”teriak si bandot
Jim ini. Setelah beberapa lama, kontolnya pun ditarik keluar dan terlihat
pejuh yang menetes keluar dari kemaluan Ivonne. Kemudian sambil tertawa2
dia pun duduk di sofa. Mbah Tolib pun tidak menyia2kan kesempatan ini dan cepat2
menarik kontol raksasanya dari mulut Ivonne dan berpindah ke arah
selangkangan Ivonne.
“He he.. dik Ivonne siap yah.. dijamin puas deh… dientot
sama kontol mbah ini” tawa mbah Tolib sebelum mulai memasukkan kontolnya
ke kemaluan Ivonne. Mbah Tolib tampaknya ingin mempermainkan Ivonne lebih
lagi dan sengaja cuma memasukan kepala kontolnya saja. Ivonne pun mencoba
beberapa kali untuk menarik kontol raksasa itu lebih dalam lagi, tapi mbah
Tolib sengaja menahan2 terus.
“Aahh mbah.. masukin dong mbah kontolnya… daleman… mbah”
pinta Ivonne setengah memelas. Mbah Tolib tertawa2 sambil berkata
“Yah sudah deh.. karena dik Ivonne mintanya baik2.. tapi mesti usaha
sendiri dong” Ivonne tidak menjawab tapi kedua kakinya langsung
dilingkarkan di pinggul mbah Tolib. Dengan bantuan kedua kakinya Ivonne
berhasil memasukan kontol mbah Tolib semuanya ke dalam kemaluannya.
Tanpa menunggu lagi, Mbah Tolib pun mulai memompa kontolnya
yang disambut Ivonne dengan racauan dan teriak2an “Ahh mmbahh. .enakk
mbah… ahh”. Ivonne tampak menikmati di-entot oleh kontol sebesar mbah
Tolib ini. Tepat disaat itu, aku melihat Tarjo yang sudah bertelanjang
bulat berlutut di dekat kepala Ivonne. Kontol Tarjo ini lumayan besar,
lebih besar dari kontol om Jim, tapi masih kalah oleh kontol raksasa mbah
Tolib. “Hoi.. lonte..isep dan jilatin kontol gue nih.. cepet…Gue mau
cobain lobang pantat eloe.” perintahnya. Ivonne tampak kaget, tapi ia
tidak menolak dan cuma memohon “Iya.. mas Tarjo… tapi pelan2 yah mas.
Ivonne takut .. soalnya Ivonne belum pernah begituan di belakang sana .”
“Yah udah…eloe bakal dapet pengalaman baru… cepetan jilatin
sampe basah.. Kalau kurang basah.. nanti elu yang sakit sendiri… “bales
Tarjo. Ivonne pun tidak membantah dan mulai menjilati dan menghisap kontol
Tarjo.
“Nah gitu … teruss..jilatin sampe basah … ” kata Tarjo.
Setelah merasa cukup, Tarjo pun beringsut pindah ke arah pantat Ivonne dan
bersiap2 memasukkan kontolnya.
“Pelan2 yah mas Tarjo.. Ivonne takut mas..” pinta Ivonne.
“Aaahh udah… eloe diam aja.. nanti juga bakalan enak….” bentak
Tarjo yang mulai memasukkan kontolnya ke anus Ivonne.
“Argghh.. adduuhh sakiiit mass… pelan2 mas.. aarrhhhh”
Ivonne berteriak2, tapi Tarjo sama sekali tidak perduli dan terus
mendorong kontolnya itu hingga amblas semuanya. Tepat di saat mulut Ivonne
masih menganga, tiba2 Supri sudah menyumpalnya dengan kontol hitam
panjangnya. “Hehhe.. daripada teriak2 gitu. mending elu isep aja nih
kontol gue..hehe” kata Supri cengengesan.
Sedari tadi, perhatianku memang tertuju kepada Ivonne dan
aku sama sekali tidak memperhatikan Supri dan Jono. Kiranya mereka sudah
selesai mengangkut semua barang2 di kamar tidurku. Bahkan mereka juga
sudah bertelanjang bulat dan sekarang tibalah saat yang mereka nanti2kan
untuk mencicipi tubuh Ivonne. Jono sendiri juga ikut mengerumuni Ivonne,
tapi cuma kebagian tangan Ivonne yang disuruh mengocok kontolnya. Jono ini
ternyata cuma gede di perut saja, karena kontolnya justru paling kecil
dari mereka. Kontol Supri sendiri lumayan panjang tapi kurus seperti
orangnya.
“Gimana No, enak kagak kontol loe dikocok sama cewe cakep
ini?” tanya Supri. “Wah.. enak bener.. Sup. tangannya aluss bener eeii… ”
bales Jono.
“Hehhe. .nanti eloe mesti cobain nih mulutnya.. Isepannya
bener2 nikmat nih” bales Supri lagi.
Dengan kasar, Supri meremas2 kedua toket Ivonne sambil
memompa kontolnya sedalam2nya ke mulut Ivonne. Terjepit oleh tiga kontol
ini Ivonne cuma bisa berbaring pasrah. Tetapi desahan2 nikmat mulai
terdengar dari mulut Ivonne yang semakin lama semakin keras. Tubuhnya pun
mulai begetar2. Kiranya rasa sakit di anus Ivonne mulai tergantikan oleh
rasa nikmat. Rasa nikmat yang terus bertambah2 sehingga tubuh Ivonne pun
mulai mencapai puncaknya. Kiranya Ivonne mengalami multi orgasme yang
susul menyusul. Tubuh Ivonne terguncang2 hebat ditambah dengan teriakan2
nikmat dari mulutnya.
Tepat di saat itu, kontol mbah Tolib pun menembakkan
pejuhnya yang bercampur dengan cairan kenikmatan Ivonne. “Aarhh eeeuuhh…
dik Ivonne.. terima nih pejuh mbah” teriak mbah Tolib. Aku melihat
kontol raksasa mbah Tolib itu berkedut2 beberapa kali memuntahkan lahar
panas itu sebelum akhirnya mulai mengecil dan terlepas dari kemaluan
Ivonne.
“aahh enakk.. bener2 nikmat memek yang satu ini” ujar mbah
Tolib sambil duduk beristirahat. Melihat akses ke vagina Ivonne sudah terbuka,
Supri pun langsung mencabut kontolnya dari mulut Ivonne dan buru2 pindah
ke kemaluan Ivonne. Bleesss.. sekali tusuk, Supri berhasil memasukkan
kontol kurusnya itu, dan dia pun mulai memompanya. Jono pun cepat pindah
ke mulut Ivonne.
“Sek.. ah mau rasain kontol disepong kayak apa…” ujar Jono.
“Waduh.. No.. eloe belum pernah disepong.. Lah ngapain luh
ada bini?? ” tanya Supri.
“Anu mass… bini saya tidak mau nyepong.. jorok katanya”
jawab Jono kemalua2an.
“Waahhha… eloe berarti bener2 beruntung… Pertama kali
langsung kontol eloe disepong cewe kayak bidadari ini. Ngess tuh sana ”
dorong Supri.
“Aarhhh….. aauuhh..ohh” teriak Tarjo yang sedari tadi diam
saja memompa kontolnya di anus Ivonne. Ternyata dia juga sudah selesai
juga dan Tarjo mencabut kontolnya dari anus Ivonne dan pergi ke kamar
mandi membersihkan kontolnya itu. Lega karena anusnya sudah lepas dari
kontol Tarjo, semangat Ivonne pun bertambah naik dan ia pun menggoda Jono
“Iyaa.. mas.. sini jangan malu2..Kalau bini mas Jono tidak mau.. Ivonne mau
koq….diiseppp yah.. nanti ketagihan deh.. pasti…” Jono dengan tampang
kebodoh2an nya pun buru2 memenuhi panggilan Ivonne. Ivonne mulai menggoda
Jono dengan menjilati kepala kontolnya dan menyentil2 bagian bawah kepala
jamurnya dengan lidahnya.
“Sekk … ahh enak bener nih Sup..” ujar Jono terengah2.
“Hihih.. itu sih belum apa2 mas.. nih mulai yah.. Ivonne
sepong nih..” goda Ivonne yang langsung memasukkan kontol Jono semuanya ke
dalam mulutnya. Karena kontol Jono yang kecil, Ivonne tampak leluasa
mengeluarkan semua kemampuannya. Kontol itu dikulum, diisepnya kuat2, dan
dipompanya dengan nafsu. Jono berteriak2 seperti anak kecil dan
kelhatannya tidak lama lagi kontolnya sudah akan muncrat. Sementara
pompaan kontol Supri pun mulai menaikkan kembaligairah Ivonne. Dia pun
mulai mengerang2 dan mendesah2 lagi.
“Hehheh…. enak yah kontol abang ini….” tanya Supri.
“Ehh.. ueenakk bang.. teruss.. bang… ahh” bales Ivonne.
“Ayoo.. bang Supri.. terus.. Ivonne udah mau .. .nih….
aahh.. bang… AAAHHH” Ivonne kembali mendapat kenikmatan yang juga
dibarengi oleh teriakan Supri. Ternyata mereka mencapai puncak bersama2.
Jono ternyata cukup pengertian dan tidak memaksa Ivonne untuk terus
menyepong kontolnya. Dia tampak sabar saja menunggu.
Setelah beberapa saat, Ivonne baru tersadar akan Jono di
dekatnya. Ia pun memanggil Jono . “Ayoo mas Jono.. kasihan .. dari tadi
belum sampai… mas.. yukk Ivonne terusin.. dijamin deh bentar lagi juga
keluar”. Ivonne kembali memompa kontol Jono di mulutnya. Nafas Jono pun
nampak semakin memburu. Menyadari apa yang akan terjadi, Ivonne pun
berkata “Ayoo mas Jono.. keluarin di mulut Ivonne ..Ivonne mau minum pejuh
mas Jono… ” sambil tangannya memompa kontol Jono dengan cepat, lalu Ivonne
pun membuka mulutnya. Tidak lama kemudian penis Jono bergetar dan
“Arrgghhhh….” crat… crat… crat.. kontol Jono memuntahkan pejuhnya ke mulut
Ivonne yang menganga lebar itu.. Ternyata pejuh Jono ini lumayan banyak
dan mulut Ivonne pun sampai penuh olehnya. Setelah kontol Jono selesai
menembakkan pejuhnya, Ivonne menutup mulutnya dan menelan semua pejuh di
mulutnya dengan sekali teguk.
“Ahhh enak.. mas… ma kasih yah… sini Ivonne bersihin” Ivonne
pun memasukkan lagi kontol Jono ke mulutnya yang langsung dihisap dan
dibersihkannya hingga licin mengkilap. Supri pun mengiri dan berkata
“Mbak.. ini kontol saya kok tidak ikut dibersihin…”. “oh iyaa tenang aja
mas.. yukk. Ivonne bersihin juga” jawab Ivonne yang juga membersihkan
kontol Supri.
Pemandangan di depanku ini memang sangat merangsang sekali.
Ivonne, seorang nyonya muda yang cantik dan istri orang kaya ini tampak
rela membersihkan kontol orang2 kasar yang berbeda status dan bertampang
amburadul ini. Aku tidak tahu
apakah harus ikut merasa terangsang atau marah dan sedih
karena Ivonne adalah istriku. Aku berharap semua bisa cepat selesai. Tapi
harapanku sirna ketika om Jim berkata “Wah udah mulai sore nih.. Kita
harus buru2… Ivonne sekarang kamu ke kamar mandi dan bersihin badanmu
dulu. Nanti kita lanjutin lagi.. cepet”
perintah om Jim.
“Iya. .om” Ivonne beringsut2 bangun dan dengan tertatih2 dia
pun ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
“Kita masih ada waktu boss” tanya Tarjo.. “Masih ada tapi
tidak banyak.. jadi semua harus cepet2 ngerti” perintah om Jim.
Tidak lama, Ivonne pun keluar dari kamar mandi, tubuhnya
dibalut handuk mandi yang menutupi bagian dada dan selangkangan.
Om Jim langsung berdiri dan membentak Ivonne “Hei.. siapa
yang suruh pake2 handuk segala.. Kita semua kan udah lihat tubuh mulus
luh”. Tangan om Jim pun begerak cepat membetot handuk ditubuh Ivonne.
Ivonne mengeluarkan pekik kaget dan tangannya refleks menutupi bagian dada
dan selangkangannya. Om Jim tampak kehilangan kesabaran, mungkin karena
sedang terburu2 sehingga sifat aslinya pun keluar. “Yaiillahh…. kagak usah
pura2 deh.. Sini cepetan” om Jim menarik tangan Ivonne dan menyuruh dia
berbaring telentang di atas sofa kami. Bagian sofa ini memang kurang lebih
1x1m dan biasanya dipakai untuk selonjoran kaki. Karena sofa yang kecil
ini, kaki Ivonne tampak menjulur ke lantai sedangkan kepalalnya pun
terjuntai ke bawah di ujung satunya lagi.
Dengan penuh nafsu, si bandot Jim ini meremas2 toket Ivonne
dan langsung mengaitkan kaki Ivonne ke pinggangnya.
“Wah.. body eloe emang bener2 bagus.. Tiap kali ngelihat.
bikin gue nafsu buat ngentotin” kata om Jim sambil menusukkan kontolnya ke
kemaluan Ivonne.
“Awww. pelan2 omm. .perih… aahhh sakitt om…. ” teriak
Ivonne. Tampaknya Ivonne belum terangsang sehingga vaginanya ini belum
basah dan siap untuk menerima kontol. Tapi si bandot ini tidak
perduli dan terus mendorong kontolnya ke dalam. “Ahh.. ampunn om…. sakitt…
om… jangan….” Ivonne pun mulai meronta2 dan mendorong tubuh om Jim. Tampak
air mata Ivonne mulai mengalir dan ia pun mulai terisak2. Tetapi
rontaan2 dan tangis Ivonne tampaknya malah membuat si bandot Jim
ini tambah bernafsu. Dia malah tertawa2 dan berkata “Heh.. mau
ngelawan atau nangis juga percuma.. udah nikmatin aja” sambil mulai
memompa kontolnya di vagina Ivonne.
Lama2 rontaan Ivonne pun berhenti dan isakannya mulai
berganti menjadi desahan2 nikmat.
“Nah tuh.. apa gue bilang… udah mulai enak kan… makanya
jangan cerewet dari tadi. Hei.. itu satu lobang lagi masih nganggur..
siapa yang mau tuh cepetan..” kata om Jim sambil menunjuk ke arah kepala
Ivonne.
“hehhe.. saya duluan deh .. habis tadi belum ngecrot di
mulut dik Ivonne ini” mbah Tolib dengan cepat menerima tawaran om Jim.
Dan kembali mulut Ivonne dijejali kontol raksasa itu. Tarjo
pun ikut berlutut di atas dada Ivonne lalu kedua tangannya mendorong toket
Ivonne untuk menjepit kontolnya. Kontolnya pun mulai digesek2an di dada
Ivonne. Jono dan Supri yang kontolnya masih lemas tidak mau ketinggalan,
masing2 menarik tangan Ivonne yang dipaksa mengocok kontol mereka. Jadilah
Ivonne dinikmati sekaligus oleh kelima bajingan bejat ini. Ivonne sendiri
cuma bisa berbaring pasrah, tubuhnya sudah seperti barang saja yang
dijadikan objek pemuasan nafus bejat mereka ini. Tetapi kepasrahan ini
membawa sensasi sendiri pada tubuh Ivonne ditambah dengan rangsangan2 dari
5 kontol yang mengesek2 tubuhnya. Tanpa dapat dicegah lagi, tubuh Ivonne
pun mengejang2 karena kembali mendapatkan orgasme yang berturut2.
Om Jim pun tertawa mengejek “Heh.. lihat nih bini loe.. Tadi
nangis2 dan meronta2.. sekarang dia yang keenakan
sendiri…haahaha”. Tidak lama kemudian, tubuh om Jim pun mengejang
“Ahhhhh…. eiihhhh.. ” disusul dengan erangan mbah Tolib “Errggh… dik
Ivonne.. telen semua dik….” teriaknya.
Terkunci oleh 2 kontol di mulut dan vaginanya, Ivonne tidak
bisa bergerak banyak. Terlebih kontol raksasa mbah Tolib yang menembus
tenggorokan Ivonne dan
menembakkan lahar panasnya itu langsung ke perut Ivonne.
Setelah beberapa saat, keduanya menarik kontol mereka masing2. Tetapi
penderitaan Ivonne belum berakhir sebab posisi om Jim pun digantikan oleh
Tarjo yang dengan sekali tancap berhasil memasukkan kontolnya amblas ke
vagina Ivonne yang licin karena pejuh om Jim itu.
“Eh Tarjo.. eloe kan suka toblos belakang.. emang rasanya
kayak apa sih” tanya Supri.
“Nih.. mending eloe rasain sendiri aja deh.. Sono eloe
berdiri ditembok” jawab Tarjo sambil tangannya menarik Ivonne untuk duduk
bangun.
“Eh.. lonte. .mending eloe pegangan kuat2 sama gue .. jangan
sampe jatoh..” Tarjo memerintah sambil dia menggendong Ivonne. Ivonne
mengangguk dan tangannya pun merangkul pundak Tarjo erat2. Tarjo
pun bangkit berdiri sambil tangannya menumpu kedua paha Ivonne. Kontolnya
sendiri tetap menancap di kemaluan Ivonne. Dia pun mulai berjalan
mendekati Supri yang sudah bersandar di tembok itu. Sesampainya disana,
Tarjo menyenderkan punggung
Ivonne ke dada Supri yang ceking itu. “Nih Sup luh
masukin sendiri deh” kata Tarjo Supri pun langsung menerimanya dengan
ketawa2 sambil tangannya langsung bersarang di sepasang toket montok
Ivonne dan mulai meremas2 dan memilin2 putingnya. Kontolnya pun pelan2
didorong menerobos anus Ivonne.
“Pelan2 yah mas.. Ivonne takut … sakit mas…” rintih Ivonne
memelas. “Hehhe tenang aja.. kontol ane tadi udah dilumuri minyak bayi..
yang ane temuin di laci sana…” bales Supri. Ternyata Supri ini masih
pengertian juga. Ivonne membalas dengan senyumnya yang manis “Ma kasih yah
mas. Sekarang Ivonne serahin semua ke mas Supri deh”. Ivonne pun
menolehkan kepalnya ke belakang dan mencium Supri yang begigi tonggos itu
di bibirnya. Ciuman Ivonne tampak dibalas dengan semangat oleh Supri.
“Udah.. siap yah..” kata Tarjo dan ia pun langsung memompa
kontolnya. Kelihatannya Tarjo ini memang paling irit dalam ngomong. Supri
tidak mau ketinggalan dan ia juga mulai memompa kontolnya di anus Ivonne
sambil tangannya tidak berhenti memainkan kedua toket montok Ivonne. Entah
karena merasa berterima kasih atas pengertian Supri ataukah Ivonne sudah
mulai menyukai
permainan anal ini, Ivonne tampak lebih bergairah
di-sandwich oleh 2 laki2 kasar ini. Kulit Ivonne yang putih mulus tampak
kontras dijepit oleh Supri dan Tarjo yang berkulit hitam kasar.
“aahh.. teruss mas… lebih kenceng lagi mas… aahhh” Ivonne
mulai meracau dan tangannya pun menahan tangan Supri di
dadanya. “Arrrahhh… aaaaahh… ooohhhh” hampir berbarengan, mereka bertiga
mulai berteriak dan sama2 mengejang. Ternyata mereka bersamaan mencapai
puncak kenikmatan bersama2. Tarjo dan Supri menarik kontol mereka. Ivonne
sendiri merasa tubuhnya bener2 lemas dan hampir jatuh kalau tidak ditahan
oleh Jono.
“Hehe.. sekarang giliran saya mbak..mau cobain nih memek
cewe cakep kayak mbak…..” kata Jono. Ivonne cuma mengangguk lemah sambil
direbahkan Jono di atas lantai. Jono yang sudah bernafsu pun langsung
menancapkan kontolnya ke dalam vagina Ivonne tanpa basa basi lagi dan juga
mulai memompanya. Ivonne sendiri nampak sudah terlalu lemas dan hanya diam
saja menerima sodokan2 kontol Jono yang kecil itu. Beruntung tidak lama
kemudian, Jono pun selesai dan dia mencabut kontolnya yang diarahkan ke
mulut Ivonne.
“Mbak.. ini kontol saya tolong dibersihin dong… Hehhe…”
pinta Jono cengengesan. Ivonne pun menurut dan membuka mulutnya dan mulai
membersihkan kontol Jono yang sudah mengecil itu. Setelah kontol Jono
bersih, om Jim tiba2 menghampiri Ivonne sambil berkata “Hei..Ivonne,
jangan cuma kontol si Jono yang dibersihin nih.. Kontol kita juga butuh
nih..” Sambil tertawa2, mereka berlima pun berbaris di depan Ivonne
menunggu giliran kontol mereka dibersihkan oleh mulut Ivonne. Kontol
berikut yang dibersihkan adalah punya om Jim.
“Ayo jilatin yang bersih.. Gue kagak mau kontol gue bau
pejuh lengket.. Pake lidah eloe… isepp….” perintah om Jim sambil berkacak
pingggang. Setelah selesai membersihkan kontol om Jim, Ivonne pun pindah
ke mbah Tolib dan memberikan perlakuan yang sama. “hehhe. dik Ivonne
kan doyan pejuh.. tuh masih ada sisa sedikit.. sayang.. “ ejek mbah Tolib.
Beruntung bagi Ivonne, om Jim dam mbah Tolib ini sudah habis staminanya
dan kontol mereka sudah tidak bisa bangun lagi.
Menyusul kemudian adalah Tarjo, dan disaat kontolnya diisep
oleh Ivonne, kontol Tarjo inipun mulai membesar lagi. Ivonne tampak kaget
dan berusaha menarik kepalanya untuk melep askan kontol Tarjo dari
mulutnya, tapi usaha2nya sia2 karena Tarjo dengan cepat menahan kepala
Ivonne dan dengan paksa kontolnya didorong kembali ke mulut Ivonne. Ivonne
cuma bisa pasrah dan Tarjo yang sadis itu pun terus memompa kontolnya di
mulut Ivonne. Tidak lama kemudian Tarjo mencapai puncaknya dan kontolnya
tiba2 ditarik dan ….crat… crat….. crat… kontol nya menyemprotkan pejuh ke
muka Ivonne. Ivonne kaget dan berusaha menghindar tapi usahanya sia2
karena tangan kekar Tarjo yang menahan kepalanya. Ivonne cuma bisa menutup
kedua matanya dan pasrah menerima tembakan2 kontol Tarjo di seluruh
mukanya. Setelah entah berapa lama, baru kontol Tarjo selesai mengeluarkan
pejuhnya.
“Nah.. sekarang bersihiin kontol gue lagi… dan pejuh di muka
luh jangan dilap…… awas…. ” perintah Tarjo yang disambut tawa oleh kelima
bajingan2 ini. Dengan muka penuh belepotan pejuh, Ivonne pun membersihkan
kontol Tarjo dengan mulutnya. Selesai dengan kontol Tarjo, sekarang
giliran Supri. Ivonne tampak ragu mengingat dimana kontol Supri dimasukkan
sebelumnya. Tapi om Jim tidak mau mengerti dan memaksa Ivonne “Heii ..
Ivonne……. cepetan bersihin.. kita kagak ada banyak waktu…Cepettt” Tanpa
ada pilihan lain, Ivonne pun menyerah dah membuka mulutnya untuk
membersihkan kontol Supri yang kotor itu. Supri cuma tertawa cekikikan
melihat semuanya.
Om Jim dan mbah Tolib mulai memakai baju mereka lagi sambil
berbicara pelan2 didekatku .
Aku sempat mendengar si bandot itu berkata “Wah.. Tolib..
cewe kita kali ini bener2 nafsuin.. Yang sebelum2nya kagak ada yang se-hot
ini.. Gue masih belum puas main2 sama ini cewe. Tapi udah mesti diudahin
nih…” Mbah Tolib berbisik2 “Heheh.. kalau boss masih mau.. kita
bisa……pst.pst…”. Mbah Tolib merendahkan suaranya lebih lagi sehingga aku
tidak bisa mendengar rencana busuk mereka ini. Tidak lama kemudian om
Jim pun tertawa2 dan berkata “Hahha.. bagus juga ide eloe.. ok kita bisa
lakuin”..
Aku sangat kaget mendengar semua percakapan mereka.. Rencana
ini sudah pasti tidak baik untuk Ivonne dan aku. Berikutnya aku melihat
mbah Tolib menghisap sesuatu seperti lingting rokok di mulutnya yang lalu
dihembuskan ke mukaku… Langsung pandanganku buyar dan aku merasa semuanya
gelap…………………………………………
Disaat aku sadar, aku sudah berada di mobilku dan Ivonne
duduk disampingku tertidur pulas. Kami berada di lapangan parkir mall
tempat makan siang tadi. Sekarang waktu sudah sore.. apa yang terjadi
antara saat makan siang dan sekarang?? Aku berusaha mengingat2 tapi semua
seperti samar2. Perasaanku tidak enak, dan aku cepet2 menyetir pulang ke
rumah. Ivonne aku biarkan tertidur pulas di bangku samping. Sesampai di
rumah.. masya allahh….. ternyata perasaanku benar. Rumah kami diobrak
abrik seperti kena angin topan. Jendela pintu dapur kami pun pecah,
tampaknya ada rampok yang masuk dari sana. Aku membangunkan Ivonne dan
kami pun mengecek keadaan rumah kami. Ternyata semua barang2 berharga
sudah hilang. Kami terduduk lemas… dan aku cepet2 mengecek ke bank dan
ternyata tabungan kami juga sudah dicuri orang. Beruntung sekali, aku
mempunyai banyak rekening2 tersebar di bank lain juga rumah kami
terasuransi sehingga walau kami kehilangan banyak, tetapi kami tidak akan
jatuh miskin.
Ivonne berkata kepadaku “Sudahlah mas.. untung kita tidak
ada di rumah. Sehingga kita tidak kenapa2. Akhir2 ini banyak rampok yang
sudah merampok juga
mencelakai yang punya rumah. Ada
yang dibunuh bahkan diperkosa juga.. iiihhh takut”… DEGG.. kata2 Ivonne
bagaikan halilintar dibenakku. Benarkah kami
tidak diapa2in, terutama Ivonne?? Aku berusaha mengingat apa
yang terjadi sepanjang siang tadi… tetapi tidak ada yang teringat jelas.
Aku cuma berharap mimpi buruk ini cepat berlalu.
Author : Unknown
( Bagi yang tau siapa penulis aslinya, silakan kontak gw,
supaya bisa gw lampirkan ^^ )
No comments:
Post a Comment