Tag : Cerita Swinger , Cewek Bispak , Cerita Dewasa , Cantik
, Cewek , Sex , Panas , Tukar Pasangan ,
Perek , Selingkuh
Begitu memasuki kamar tidur dimana aku menginap disebuah
dusun terpencil, segera kutelanjangi isteriku dan merebahkannya ke atas ranjang.
Dia dalam keadaan setengah sadar ketika ku baringkan diranjang kuno milik Pak
Renggo guru supranatural itu, tapi masih tetap dapat menjaga kesadarannya.
“Sayang, aku akan melakukan sesuatu yang akan membuat aku
mempunyai jabatan terhormat ditempat kubekerja, makanya malam ini aku akan
mempersembahkan kehangatan tubuhmu pada guruku sebagai balas jasa, itulah
syaratnya yang harus kupenuhi. Apa kamu bersedia?” tanyaku begitu berada di
atas ranjang.
“Aku bersedia” jawabnya segera dengan desahan menahan birahi
yang mulai melanda tubuhnya. Pengaruh ramuan yang diminum Shinta membuat diriku
mudah mewujudkan rencanaku.
Shinta istriku, mempunyai tinggi dan berat badan yang
sedang-sedang saja. Payudaranya cukup besar dan indah. Shinta seorang wanita
yang pemalu, kecuali jika sedang berada di dalam kamar cinta kami.
Setelah lebih dari lima
tahun dalam kehidupan rumah tangga kami, aku sering berbisik di telinganya
ditengah percintaan kami sambil kumainkan klitorisnya, dan mengatakan padanya
tentang keinginanku untuk mendapatkan posisi penting di BUMN tempat ku bekerja.
Dan untuk beberapa bulan terakhir ini, aku mulai menceritakan niatku tersebut
kepadanya saat kami sedang bercinta.
Hingga sampailah pada saat yang paling membuat jantungku
berdebar… untuk menanyakan kepadanya apakah dia mau membuat semua keinginanku
itu menjadi nyata. Tentu saja kutanyakan hal ini saat kami sedang bercinta, dan
dia menjawab ya dalam erangannya. Akhirnya minggu kemarin itu semua menjadi
kenyataan.
Setelah pencarian dalam beberapa minggu dalam dunia klenik,
akhirnya kutemukankan seorang guru supranatural yang kuanggap memenuhi semua
persyaratanku yang mampu untuk membuatku menjadi orang nomor satu di
instansiku, kubuat janji untuk bertemu langsung dengannya di tempat kediamannya
disebuah desa terpencil yang jauh dari keramaian, bersama isteri aku
mengunjungi rumah kediaman pak renggo, Aku langsung merasa takjub dengan
kemampuan mistisnya, begitu pertama kali pak renggo mendemonstrasikan ilmunya
yang bisa melihat wajah wajah teman sekantorku yang sering merendahkan dan
menghina diriku, Air didalam baskom yang tadinya tenang menampakan wajah wajah
mereka kini beriak menggelegak mengepulkan asap.
Akhirnya aku merasa pasti dengan pak renggo, kami langsung
ke pokok permasalahan, bagaimana aku dapat merubah nasib dengan menuntut suatu
ilmu yang akan membuat diriku mempunyai kedudukan tinggi dan tidak lagi menjadi
pegawai rendahan. Akhirnya secara terus terang kukatakan pada pak renggo
tentang syarat yang harus kupenuhi, pak renggo lalu mengajak ku masuk kedalam
kamarnya untuk membicarakan syarat tersebut secara rahasia. ternyata syaratnya
begitu berat, pak renggo ingin mencicipi kehangatan tubuh isteriku, permintaan
pak renggo tersebut sempat membuat jiwaku terguncang, namun sudah kepalang basah
kupenuhi juga permintaan pak renggo .Aku harus rela isteriku disetubuhi oleh
lelaki tua yang berusia 58 tahun itu.
Aku minta sekali lagi keringanan pada pak renggo, mungkin
ada syarat lain tanpa harus mengorbankan tubuh isteriku kepadanya, namun pak renggo
dengan pasti menjelaskan padaku hanya dengan cara begitu aku akan menerima
ilmunya, dengan perantara tubuh isteriku setelah disetubuhi olehnya. Ilmunya
akan ditransfer secara ghaib kedalam tubuh isteriku, dan apabila aku melakukan
senggama dengan Shinta setelah dia setubuhi, dengan sendirinya ilmu pak renggo
akan merasuk kedalam batinku. Lalu ku rundingkan pada Shinta tentang hal
persyaratan yang diajukan pak renggo itu. Shinta menolak tentang syarat itu,
yang dianggapnya tidak masuk akal. Namun dari mimik wajah isteriku tampak
seolah menyetujui, demi cinta kasihnya kepadaku tawaran itu membuatnya merasa
jengah dan ragu.
Kukembalikan semuanya pada pak renggo, bagaimana caranya
agar dapat mempengaruhi isteriku. Pak renggo berbisik padaku, gampang itu mas
Ardi, aku mempunyai persedian ramuan pembangkit birahi, maka akan kuberikan
pada isterimu. Agar isteri mas Ardi tidak curiga aku membawakan dua cawan
minuman dan yang satu untuk mas Ardi yang satu lagi buat isterimu, hanya itulah
jalan keluarnya. Lalu aku pun mengangguk setuju kepada Pak Renggo. Tanpa curiga
isteriku meminumnya karena pak renggo mengatakan minuman itu adalah jamu
tradisional warisan leluhur untuk membuat tubuh menjadi segar.
Rencananya adalah membuat isteriku mabuk dan terangsang, tapi
tidak terlalu mabuk, sebab dalam ramuan itu hanya membuat orang setengah flay
dan terangsang, itu kata pak renggo. Setelah istriku mengkonsumsi ramuan itu
libidonya jadi melonjak tinggi, dan isteriku mulai nampak bebas berbicara tanpa
malu malu lagi. Kami mengatur dimana isteriku tidak seperti dipaksa ini harus
menjadi sebuah kepasrahan tanpa paksaan. Dalam keadaan setengah mabuk isteriku
memanggil namaku… mas maaas Ardi, kenapa tubuhku rasanya panas mas, Oooh mas
aku gak tahan mas pelukin aku maaaas. Lalu kubaringkan isteriku diranjang yang
berkasur empuk.
Kemudian aku memakaikan penutup mata padanya agar dia tak
dapat melihat.
Dan lalu kuikatkan kedua tangannya pada tiang tempat tidur.
Tak usah dikatakan lagi, sebuah lenguhan lirih langsung terdengar dari
mulutnya. Tapi dia tak tahu apa yang akan kulakukan terhadapnya. “ Maaas koq
aku di ikat begini mas”.
“Aku akan memijatmu sayang dengan cara yang berbeda dari
biasanya” Shinta selalu menyukainya pijatanku. “Aku kemudian memijati tubuh
isteriku dengan baby oil yang selalu ada dalam tas isteriku itu.
Aku keluar dari kamar dan langsung pergi menghampiri Pak
renggo. Pak renggo dapat melihat kalau aku juga telah setuju dengan perjanjian
tadi. Kami berdua kembali ke kamar. Pak renggo terkejut saat dia melihat
istriku terikat pada ranjang dengan kedua matanya terikat sapu tangan sebagai
kain penutup.
Aku dan pak renggo sudah sepakat kalau dia tidak akan bicara
sebelum kuperintahkan. “Sayaaaang, apa kamu juga mau memakai pelicin?” tanyaku.
“Oh, ya. Boleh juga” bisiknya pelan dengan tetap mendesah.
Dan kusodorkan pelicin itu kepada pak renggo. Kuberi dia
isyarat agar melumurkannya pada payudara Shinta. Aku tak perlu memerintahkannya
dua kali. Dituangkannya pelicin itu di seluruh gundukan daging payudara istriku
dengan kedua tangannya dengan penuh perasaan. Segera saja puting payudara
Shinta mengeras. “ Ouuuughhh mas enaaaak maaaaas ” .
Dia mulai mengerang hebat “Sentuh vaginaku maaaas”
perintahnya. Pak renggo menatapku dan aku mengisyaratkan padanya agar dia
melakukan apa yang diinginkan oleh istriku. Dituangkannya banyak pelicin pada
vagina istriku. Saat lelaki tua itu melakukan hal itu, istriku melenguh hebat.
Pak renggo mulai menyentuh kelentitnya dan suara erangan istriku semakin
bertambah keras saja. Aku berdiri tepat di tepi ranjang dan dapat kusaksikan
semua yang dilakukan pak renggo terhadap istriku. Dan kemudian hal itu terjadi.
Pak renggo menusukkan jari tengahnya masuk ke dalam vagina Shinta yang basah.
Kulihat punggung Shinta terangkat dari atas kasur dan erangannya semakin keras
terdengar… Setelah sepuluh menit, dia melenguh keras “Jilat vaginaku
sayaaaang”.
Kembali pak renggo menatapku. Kuisyaratkan padanya agar dia
mengerjakan apapun yang dikehendaki istriku lagi… pak renggo tak menyia-nyiakan
waktu. Dia menurunkan wajahnya tepat ke vagina isteriku. Pelicin itu dengan
rasa strawberry. Tentu saja dia jadi menjilati kelentit Shinyta seperti orang
rakus saja.
Dan kemudian hal itu sangat memukul pikiranku. Pak renggo
punya kumis dan jenggot tidak seperti aku yang licin kelimis tanpa kumis. Yang
dapat kuperbuat hanya mengharapkan agar Shinta tak menyadari hal tersebut.
Erangan dan lenguhan Shinta semakin bertambah keras dan keras. “Oooh mas geli
geliii heiiiis” Tak dapat kupercaya betapa terangsangnya isteriku. Punggung
Shinta melengkung ke atas seakan dia berada di surga. Pak renggo berhenti
beberapa saat untuk mengambil nafas.
“Kamu menikmatinya sayang? Apa kamu ingin mendapatkan yang
lainnya lagi?” tanyaku. “Ya sayang”. Oooh mas setubuhi aku cepaaaat mas.
Pak renggo tahu apa rencanaku. Dimasukkannya dua jari
besarnya itu ke dalam vaginanya yang basah. Begitu dia melakukan hal itu,
punggung Shinta melengkung ke atas lagi. Aku jadi semakin berani.
“Apa kamu ingin agar aku bermain dengan putingmu, sayang?”
kembali Shinta mengiyakan. Maka saat Pak renggo sedang memainkan vaginanya,
kucengkeram payudaranya dan menjepit putingnya dengan keras.
“Apa kamu ingin merasakan dijilati vaginamu, sayang” dia
melenguh lagi.
Aku jadi semakin berani ” Jika ada seorang lelaki lain di
sini, sekarang ini, apakah kamu akan mengijinkan dia melakukannya padamu?”.
Erangannya semakin keras “Ya. Aku pasti akan suka itu…”.
Ramuan perangsang pak renggo memang cespleng sekali, isteriku dibuatnya jadi
seperti orang mabuk kepayang yang dalam keadaan terangsang berat.
“Apa kamu akan membiarkan jarinya bermain di vaginamu,
sayang?”. “Ya ya ”.
“Apa kamu akan menghisap penisnya?”. “Ya. Pastiii”.
“Maukah kamu mencobanya sekarang? Yaa ….maaaaaas, akan
kuhisap penisnya orang itu, mana manaaaa maaas.
”Sebuah erangan keras kembali terlepas dari bibirnya. Tak
mau membuang kesempatan itu, Pak renggo menurunkan penisnya ke mulut isteriku.
Shinta membuka mulutnya lebar-lebar dan langsung menelan seluruh batang penis
itu ke dalam mulutnya. Kurasa aku pasti akan langsung kena maki isteriku. Ada
seorang lelaki lain yang sedang bermain dengannya, tapi istriku dengan liarnya
menghisap batang penis pak renggo yang mulai tegang dan keras. Shinta tak
perduli lagi penis siapa yang dihisapnya. Batang penis pak renggo nampak gagah
perkasa besar panjang sedang dijilati isteriku, sampai aku merasa dibuat iri
oleh kegagahan batang kejantanannya.
“Aku akan melepaskan ikatanmu sekarang dan menarik tubuhmu
ke tepi ranjang, tapi kamu tidak boleh melepaskan penutup matamu dengan alasan
apapun juga” aku tetap berbicara dengannya.
Dengan cepat kulepaskan ikatannya dan menariknya ke tepi
ranjang hingga pahanya menjuntai di lantai. Dia tetap memakai penutup matanya
seperti seorang istri yang baik, tapi masih dalam keadaan rakus mengisap besar
itu Aku melihat pak renggo menarik penisnya dari mulut isteriku isteriku lalu
melucuti pakaiannya dan berdiri di tepi ranjang.
“Sayang, apa kamu sudah siap dengan permainan yang baru
dimulai ini ?” tanyaku padanya.
“Oooh my God, ya. Setubuhi aku dengan penis yang besar tadi
sayang” dia mengerang. Pak renggo semakin bergerak mendekat padanya tanpa
menyentuh atau naik ke atas ranjang. Aku dapat melihat semuanya. Dengan
perlahan digenggamnya batang penisnya sendiri dan menggerakkannya kedepan
mengarah ke vagina Shinta. Aku terhenti karena terkejut lagi. Ini adalah
pertama kalinya aku melihat batang penisnya semakin mekar. Jauh lebih besar dan
panjang dariku punyaku…
Ini membuatku takut. Aku yakin kalau Shinta akan segera
sadar. Tapi sebelum aku merubah pikiranku, Pak renggo sudah mendorong masuk
kepala penisnya ke dalam tubuh Shinta. Oooh maaaas koq besar sekali penismu
sekarang heeeizzz, rasanya mas rasaaaaanya houuusssss.
Baru beberapa centi saja Shinta sudah mengerang sangat
keras. Pak renggo mengambil hal itu sebagai isyarat dan segera melesakkan
seluruh batang penisnya ke dalam vagina istriku. Shinta menjadi tak terkendali…
tapi kemudian dia menyadari apa yang tengah berlangsung… dia berhenti menggoyang
pantatnya dan mulai bergerak untuk meraih penutup matanya. Aku menghentikan
tangannya tepat pada waktunya.
“Ada apa ini?”
erangnya pelan. “Kamu suka?” tanyaku tanpa mempedulikan pertanyaannya. Antara
sadar dengan tidak isteriku seperti orang linglung.
Dia diam beberapa saat lalu menjawab “Ya, tapi siapa yang
berada di antara pahaku?”
Pak renggo laju menyetubuhinya. Dia tak pernah berhenti…
“Sayang, apa kamu ingin kuhentikan ini semua?” tanyaku.
Lagi-lagi, setelah beberapa detik dia baru menjawab “Tidak.
Jangan jangaaaaaan!”
“Apa kamu ingin dia menyetubuhimu dengan keras?” tanyaku
lagi.
“Tuhan, ya. Tentu saja. Dan aku ingin menghisap batang
penismu juga mas” jawabnya.
Pak renggo seakan disulut. Dia mengayun semakin keras dan
keras penis panjangnya. Seluruh batang penisnya tenggelam dalam tubuh istriku.
Paha Shinta mengait erat tubuh Pak renggo lebih merapat. Dia menggenggam batang
penisku dan mulai menghisapnya dengan rakus. Dia seperti seorang wanita gila
yang menjadi liar. Ramuan pak renggo telah merubah sifat isteriku menjadi
perempuan binal, namun semuanya telah kepalang tanggung, aku mesti berhasil
dalam ambisiku, biarlah kukorbankan tubuh isteriku yang molek ini demi untuk
mencapai keinginanku itu. Dapat kurasakan spermaku akan meledak dengan hebat.
Isteriku melenguh dan mulai menghisap lebih cepat lagi. Tak
beberapa lama kemudian kusemburkan spermaku dalam mulut Shinta dan dia
menelannya secepat yang dia bisa. Kemudian kulihat ke atas dan dapat kusaksikan
kalau pak renggo juga sudah hampir keluar. Ini adalah saat mengambil keputusan
bagiku. Apakah aku akan membiarkan orang lain menumpahkan spermanya dalam
vagina istriku atau tidak.
Kupikir ini adalah hak Shinta untuk memilih “Shinta, apa
kamu mau dia keluarkan di dalam atau kamu mau dia keluarkan di atas perutmu?”
Dikeluarkannya batang penisku dari dalam hisapan mulutnya
dan sungguh mengejutkanku dengan jawaban yang dia berikan “Aku mau dia
keluarkan semua isi batang kejantanannya di dalam” erangnya. Aku jadi terpukau
dengan ucapan isteriku.
Dan akibat ucapan itu, wajah pak renggo jadi memerah dan dia
mengayunkan semakin keras lagi penisnya. Kemudian tiba-tiba saja dia berhenti
dan tak bergerak sama sekali. Aku tahu kemudian kalau pak renggo orgasme.
Geraman hebat keluar dari mulutnya. Shinta meraih tubuhnya dan menariknya jatuh
menindih tubuhnya sendiri. Begitu bibir Shinta menemukan bibir pak renggo, dia
langsung saja melumatnya dengan liar dengan tubuh berkejat kejat nikmat. Aku
terduduk lesu dan menyaksikan lidah Shinta merangsak masuk jauh ke dalam mulut
Lelaki tua itu. Shinta sangat terbakar pusaran birahi, dengan liar sekujur
tubuhnya bergetar hebat.
Lalu sebelah tangan Shinta bergerak ke atas dan melepaskan
penutup matanya. Aku tak dapat menebak apa yang akan dilakukannya kemudian.
Apakah dia tak suka dengan lelaki tua ini. Aku tak perlu menunggu lama untuk
mendapatkan jawabannya. Shinta menatapnya dan menciumnya kembali. Saat dia
sedang menciumnya, diraihnya batang penisku dan membuatnya keras lagi. Shinta
benar-benar sedang terbakar hebat. Dia menghentikan ciumannya dan mencoba
mengatur nafasnya yang tersengal sengal, Shinta mulai meracau tak karuan.
“Aku ingin penisnya pak renggo dalam mulutku” dan aku mau
mas menyetubuhiku dari belakang jauh lebih keras darinya” katanya.
Aku terkejut, perjanjianku dengan pak renggo tidak begini.
tapi tanpa menunggu lagi, pak renggo berbisik padaku, begini pun boleh bahkan
akan lebih cepat mas Ardi menyerap ilmu ilmuku. lalu aku mengambil tempat.
Shinta sangat menginginkan batang penisnya pak renggo yang besar panjang itu.
Dalam genggamannya, batang penis itu dia arahkan masuk seluruhnya kedalam
mulutnya yang didambakannya. Aku berada diantara pahanya dan melesakkan penisku
yang kecil ukurannya namun keras ke dalam lubang vagina isteriku yang masih
terisi sperma pak renggo.
Tak bisa kupercaya betapa panas dan basahnya vagina Shinta…
Dalam setiap dorongan, dapat kudengar sperma pak renggo tadi dipaksa keluar
dari dalam vagina Shinta. Aku menyetubuhi istriku sambil melihatnya menghisap
batang penis lelaki tua itu. Dia terus mengerang bagaikan kuda betina yang
binal. Dan kemudian tanpa memberi peringatan, dia menghentikan hisapannya pada
penis pak renggo lalu menatapku.
“Aku mau penisnya pak renggo dalam anusku” ucapnya tegas. “
Gilaaaa, ucapanku keluar tanpa sadar.
Ini benar-benar membuatku sangat terkejut. Aku hanya pernah
melakukan anal seks dengan istriku tiga kali dan selalu saja baru sebentar dia
merasan kesakitan. Dan ukuran batang penisku lebih kecil dari pak renggo.
Sambil memeluk istriku, aku berguling ke samping dengan penisku masih terbenam
dalam tubuhnya. Pak renggo mengambil pelicin dan mengoleskannya ke pantatnya.
Dengan jari tengahnya dia mulai memasuki lubang anus istriku. Aku sangat yakin
kalau istriku akan menjerit. Tapi kupikir Shintaa telah terpengaruh ramuan yang
diminumnya tadi, dapat kurasakan isteriku malah mendorong pantatnya ke belakang
berlawanan arah dengan gerak laju jari pak renggo agar jarinya semakin masuk
lebih ke dalam.
Setelah kurang lebih 3 menitan, pak renggo mengeluarkan
jarinya dan merebahkan diri di belakang istriku. Istriku menggenggam batang
penisnya dan menuntunnya tepat menuju ke lubang anusnya. Sedikit demi sedikit
mulai masuk. Istriku meraih kepalaku dan menempelkan bibirku dengan bibirnya, dia
menciumku seakan dia belum pernah melakukannya denganku. Pak renggo dan aku
menyelaraskan ayunan. Shinta mengerang seakan gila. Pengaruh dari sebuah batang
penis milik lelaki lain pernah memasuki vagina istriku dan sekarang berada di
dalam lubang anusnya pula, sudah lebih dari cukup buatku. Aku mulai
menyemburkan spermaku jauh di dalam vagina Shinta Dia tahu aku sudah keluar dan
dihentikannya ciumannya terhadapku.
Pak renggo juga sudah berada di batas akhirnya…
“Mbak Shinta mau aku keluar di dalam?” teriaknya begitu
keras, suara pak renggo menggema dalam kamar itu.
“Ya, ya, lakukan pak, keluarkanlah di dalam anusku”
Ouuughhhhh mas enaknya…enaaak.
Sekali lagi aku dikejutkan, istriku tak pernah mengijinkan
aku mengeluarkan sperma dalam lubang anusnya, tapi aneh dengan pak renggo
Shinta minta dikeluarkan dalam anusnya. Beberapa detik kemudian aku menyaksikan
Pak renggo berejakulasi di dalam lubang anusnya. Aku sudah merasa kelelahan.
Kuraih selimut dan menariknya menutupi tubuh kami semua. Shinta berbaring dan
memandangku ” Oh Tuhan, aku tak pernah membayangkan kalau kamu akan melakukan
ini padaku mas”.
Pak renggo menghabiskan malam bersama kami. Batang penisku
masih tenggelam di dalam vaginanya dan penis pak renggo berada dalam lubang
anusnya. Kukatakan pada pak renggo kalau sudah cukup untuk malam ini, dia
tersenyum dan menyarankan agar beristirahat untuk beberapa menit. Setelah
beberapa menit kukeluarkan penisku dari dalam vagina istriku, dan pak renggo
juga mengeluarkan penisnya dari lubang anusnya. Shinta berbalik dan mengucapkan
terimakasih pada pak renggo. Beberapa waktu kemudian akhirnya aku jatuh
tertidur.
*****
Seusai sesi dari seks yang dahsyat, aku langsung jatuh
terlelap. Shinta berada diantara aku dan pak renggo. Pastinya ini sudah beberapa
jam ketika kupikir aku sedang bermimpi. Mataku tetap terpejam, tapi aku yakin
kalau aku merasakan ranjang bergerak gerak.
Aku terjaga sekarang, kucermati suara yang terdengar. Dapat
kudengar suara bibir yang saling melumat dan lenguhan pelan dari Shinta. Lalu
dapat kurasakan tubuh isteriku berguling dan pantatnya menekan salah satu
pahaku. Aku pura-pura tak merasakannya, tapi dengan hati-hati kutengokkan
kepalaku sedikit dan mengintip apa yang tengah terjadi.
Oh my God, Shinta sudah beraksi kembali. Dengan bantuan
sinar lampu yang redup, dapat kusaksikan kepala Shinta bergerak naik turun pada
batang penis pak renggo yang besar dan keras. Sungguh isteriku, dia sangat
menyukai benda tersebut. Ditelannya keseluruhan batang itu dan terus melenguh
seakan tidak akan ada lagi hari esok. Lelaki tua perkasa itu hanya terbaring di
sana dengan mata terpejam. Dapat kulihat kalau dia sangat menikmati apa yang
dilakukan istriku terhadapnya.
Keduanya tak tahu kalau aku menyaksikan mereka. Aku hanya
berbaring dan melihat. Setelah beberapa saat lamanya, lalu pak renggo memegang
kepala isteriku, menjauhkannya dari batang penisnya dan mendekatkannya ke arah
mulutnya. Aku belum pernah merasakan ciuman seperti cara istriku mencium pak
renggo yang begitu ganasnya. Kedua lidah mereka saling masuk sedalamnya kedalam
rongga mulut yang lainnya. Dengan sebuah gerakan cepat, istriku telah berada di
atas tubuh Pak renggo, bagaikan orang kesurupan Shinta menunggangi kuda
jantannya.
Isteriku menggenggam batang penis lelaki tua itu dan
menuntunnya masuk ke dalam tubuhnya. Dalam setiap dorongan yang teramat pelan,
batang penis Pak renggo semakin masuk ke dalam dan lebih ke dalam lagi sampai
akhirnya Shinta mendapatkan keseluruhan batang penis itu dalam tubuhnya. Secara
pelan-pelan isteriku bergerak naik turun pada batang itu dan pak renggo
menjepit kedua putting payudaranya, Shinta semakin keras dalam setiap ayunan
pantatnya. Isteriku sangat senang jika putingnya di beri perhatian lebih oleh
pak renggo… Ouuuugh pak enaaaaak.. enaaak.
“Yeaaah pak penis besaaaar mu enak… besaaar sekaaaaali Ooooh
ampuuuuun”
Tak dapat kupercaya istriku menyetubuhi lelaki ini dengan
liar, tubuhnya meliuk liuk bagai penari erotis. Mungkin Shinta pikir kalau aku
masih tertidur. Awalnya aku ingin menyentuhnya agar dia tahu kalau aku
menyaksikan persetubuhan mereka. Tapi aku tak melakukannya. Aku tetap diam tak
bersuara dan melihat. Sekarang isteriku menunggangi penis idamannya dengan
keras dan cepat. Dia benar-benar sedang terbakar badai birahi. Dengan sebelah
tangannya istriku mulai memainkan kelentitnya sendiri. Hal ini memberitahukanku
kalau dia ingin meraih orgasmenya, orgasme dengan segera. Jari lentiknya
bergerak dengan gila di kelentitnya. Dan hal ini kelihatannya membuat pak
renggo semakin terangsang. Dia mulai bergerak mendorong keatas untuk menjemput
setiap hentakan kebawah yang dilakukan isteriku.
Seakan berjam-jam rasanya Shinta menunggangi batang penis
pak renggo yang keras panjang. Paling tidak sedikitnya dia mendapatkan orgasme
lebih dari tiga kali. Dan kemudian kudengar suara erangan pak renggo.
“Aku hampir keluar Mbak Shinta” katanya dengan suara yang
bergetar.
“Keluarkan paaak, keluarkan dalam vaginaku, berikan padaku
sekarang” sekarang, Shinta memohon padanya. Ayooooo paaaaaaaaaak.. Ooh ampun
enaaaaknya. Punya mu enaaaaak pak, ya ya terus ayun yang kuat.
Dan tiba-tiba pak renggo mendorong ke atas dengan sangat
keras dan menahan tubuhnya dalam posisi tersebut untuk beberapa menit. Aku tahu
kalau dia sedang orgasme dengan hebat sekarang. Shinta juga menahan gerakannya
dan sebuah senyuman lebar terkembang di wajahnya. Kembali dia mendekatkan
wajahnya dan mencium lelaki tua itu dengan liar penuh gairah dalam pusaran
badai birahinya.
Ketika meraka berhenti berciuman, Shinta berkata pada pak
renggo dengan suara pelan “Kita harus berhati-hati agar tak membangunkan
suamiku”. Pak renggo hanya tersenyum saja dan menganggukkan kepalanya.
Perlahan Shinta bangkit dari batang penis pak renggo dan
sperma lelaki itu meleleh keluar dari vaginanya yang basah. Pak renggo
memberinya sebuah ciuman singkat dan turun dari ranjang. Dia mengenakan
pakaiannya dan kemudian dia keluar dari kamar. Shinta memelukku dan aku masih
tetap diam, berharap kalau dia tak merasakan ereksiku.
Pagi harinya aku dibangunkan oleh ciuman shinta di pipiku.
Shinta sudah bangun terlebih dulu. Dia rebah di sisiku dalam keadaan telanjang,
Kupandang dia dan tersenyum. Mas, koq syarat permintaan pak renggo harus
menyetubuhiku, kenapa maaas.
“Ada yang salah?” tanyaku padanya.
“Tidak ada. Tak ada yang salah sedikitpun. Tapi jika aku
tahu jauh lebih awal caranya untuk mendapatkan layanan syaratnya di atas
ranjang seperti tadi malam, dengan mengatur agar istrimu disetubuhi sampai
gila, pasti aku sudah melakukannya dari dulu” aku hanya tertawa saja. “Tentang
semalam, bagaimana menurutmu? Kamu suka?”. “Semalam sangat hebat. Kulakukan
semua itu hanya untukmu mas. Semua wanita bermimpi untuk bercinta dengan lelaki
lain juga yang selalu dipendam dalam hati” jawabnya.
”Jadi sama juga dengan lelaki, semua lelaki mempunyai mimpi
untuk menyetubuhi wanita lain dalam waktu yang singkat”. Kataku.
##########
Setelah kupersembahkan tubuh isteriku yang molek kepada Pak
renggo guru supranatural itu, dalam waktu tiga bulan kunanti hasilnya dan, telah
menjadi kenyataan aku diangkat sebagai kepala cabang BUMN di pulau Sumatera.
Ketika aku telah menempati posisi jabatan sebagai manager
proyek, isteriku setiap dua bulan sekali datang mengunjungiku ke pulau
Sumatera. Pak renggo kuangkat sebagai penasehatku dalam hal kebatinan.
Terkadang pak renggo ikut pula ke sumatera, namun ia lebih banyak waktunya
untuk berada didusunnya, kadang ia sering mengunjungi rumahku yang di Jakarta.
Pak renggo menempati kamar tamu bila ia ingin bermalam. Dalam segala hal.
##########
Ardi selalu percaya kepada keramahan isterinya. Semenjak
isterinya pernah menjadi korban untuk merelakan disetubuhi guru kebatinan itu.
Kondisi isterinya telah kembali berjalan normal seperti biasanya, seperti tiada
pernah ada kejadian apa apa. Namun Ardi tidak tahu kalau dalam jiwa isterinya
telah mengalami perubahan menyimpang, dalam diri Shinta mulai tertanam naluri
jalang yang terpendam. Pengalaman yang penuh dengan sensasi saat disetubuhi
oleh orang lain yang bukan suaminya, telah membuat ibu muda itu menjadi seorang
wanita yang haus akan kenikmatan birahi.
Dalam pandangan suaminya, Shinta tetap seorang isteri yang
pemalu, kecuali jika sedang berada di dalam kamar cinta saat bersama dengannya.
Pada saat pak renggo datang berkunjung kerumah Shinta,
suaminya Ardi sedang berada dipulau sumatera. Sebagai tamu yang datang
berkunjung, pak renggo dipersilahkan untuk menginap dirumahnya sesuai dengan
pesan suaminya untuk melayani dengan ramah baik makan minum guru kebatinannya
itu . Semua pesan suaminya telah dilaksanakan Shinta, Cuma ada satu yang masih
membekas pada diri Shinta. Bila bertemu dengan pak renggo, teringat kembali
tentang dirinya telah dijadikan koban sebagai syarat perjanjian antara suaminya
dengan pak renggo, rasanya Shinta menjadi jengah sendiri, namun tak dapat
dipungkiri dan dilupakan kenikmatan yang pernah ibu muda itu terima, bahkan ia
sangat merindukan persetubuhannya terulang dengan pak renggo. Sebagai guru Ardi
pak renggo masih punya rasa untuk menghormati muridnya, ia tak ingin menyalah
gunakan kelebihannya untuk merusak hubungan rumah tangga suami isteri itu.
Namun malam itu entah apa yang membuat pak renggo jadi
terbujuk oleh bisikan hatinya. Saat malam semakin sunyi di komplek perumahan
mewah itu telah merubah segala galanya, meskipun rumah mewah itu telah
dilengkapi oleh alat pendingin, namun pak renggo masih merasa kegerahan, hanya
dengan memakai celana kebesarannya yaitu celana hitam komprang bertelanjang
dada duduk santai diruang keluarga. Shinta menemuinya sambil menawarkan
secangkir kopi untuk pak renggo, “ Pak saya buatkan kopi ya “ Namun mata ibu
muda itu sempat menatap dada bidang lelaki tua itu yang masih kekar dan
berotot. Lelaki itu nampak sangat gagah dalam pandangan Shinta. Seperti halnya
juga pak renggo begitu terpana dengan penampilan isteri Ardi yang hanya memakai
pakaian tidur yang sangat tipis tembus pandang, sehingga menonjolkan lekuk
tubuhnya yang indah. Dibalik pakaian tidurnya Shinta tidak memakai BH dan
celana dalam. Bayangan buah dadanya yang ranum dan vaginanya, membuat pak
renggo menelan ludahnya. Dia tahan gejolak yang tiba tiba saja hadir menghentak
birahinya.
Namun tidak mudah buat lelaki itu untuk meredam gejolak yang
mulai melanda perasaanya, ketika ibu muda itu membalikan tubuhnya berjalan
menuju dapur, tanpa berkedip pandangan pak renggo tak lepas dari ayunan pinggul
Shinta yang berlenggok indah, dengan buah pantatnya yang bulat menantang,
lelaki tua itu menelan air liurnya kembali. Pak renggo teringat kembali
peristiwa didesanya ketika ia memberikan ramuan yang diminum ibu muda itu,
hingga isteri Ardi yang cantik itu tak mampu membendung gejolak birahinya, yang
akhirnya bisa juga pak renggo menyetubuhinya. Erangan nikmat Shinta kembali
terulang dalam ingatan pak renggo, Desahan serta geliat tubuh perempuan itu,
yang berkejat kejat begitu mempesona ketika berada dalam dekapannya,hentakan
batang penis besarnya hingga membuat ibu muda itu jadi semakin binal, dengan
racauan liarnya kian membuat pak renggo semakin buas terus menyetubuhinya. Namun
Itu semua atas se izin suaminya yang telah menjadi muridnya.
Sudah seharusnya ia tidak mempunyai pikiran yang macam macam
terhadap isteri Ardi itu. Shinta muncul dihadapannya dengan secangkir kopi dan
penganan kecil, saat ibu muda itu meletakan minuman diatas meja dengan
membungkuk, dari balik pakaian tidurnya yang tipis yang terbuka lebar, nampak
gundukan susunya yang masih mengkal menantang, pemandangan itu begitu mempesona
bagi lelaki tua itu. Entah itu disengaja oleh Shinta apa tidak yang jelas semuanya
seolah olah mengundang datangnya badai birahi dari dalam diri pak renggo. “ Ayo
pak diminum kopinya “ suara Shinta menyadarkan lamunan pak renggo dari
keterpanaannya. Shinta duduk dihadapannya dengan menyilangkan salah satu
kakinya pada kaki yang lain, nampak sedikit menyembul pahanya yang putih mulus
itu. Tatapan mata pak renggo pada batang pahanya membuat matanya tanpa
berkedip, namun Sinta berbuat seolah olah tidak menyadari dengan pandangan liar
pak renggok. Bahkan dalam diri Shinta mengalir deras sifat binalnya, seakan
banggah bisa memamerkan lekuk indah tubuhnya pada orang yang dulu pernah
menyetubuhinya dan disaksikan oleh suami sendiri.
Dalam diri ibu muda itu timbul rasa nikmat penuh sensasi
bila bisa menggoda birahi pak renggo. Wanita dimana pun juga sangat pandai
menyimpan perasaannya, meski puncak libidonya yang kian tinggi. Pak renggo
mengalihkan pandangannya pada tempat lain, namun acara TV yang ditontonnya
tidak menarik perhatiannya. Shinta malam itu nampak cantik menggairahkan dalam
pakaian tidurnya yang tipis berwarna pink, putting susunya mencuat indah dari
balik baju tidurnya yang tipis, ingin rasanya pak renggo menghisap pentil itu
sampai membengkak. Namun saat itu pak renggo hanya dapat menghela nafas panjang
membuang perasaan tak karuan yang menyelinap dalam hatinya. Dan tak ubahnya
juga dengan ibu muda itu sendiri, ia membayangkan tonjolan yang ada dibalik
celana komprang pak renggo disitu bersembunyi sesuatu yang dirindukannya selama
ini. Suatu benda hangat kenyal yang besar dan panjang. Perasaan ibu muda itu
berkecamuk dalam diri antara kesetian dan penyelewengan. Namun gairah binalnya
tak dapat dibendung. Shinta berbisik dalam hati, mengapa dirinya bisa menjadi
begitu, birahi liar menyatu dengan fantasinya.
Akhirnya Shinta terpaksa mengalah, ia mohon permisi pada pak
renggo untuk memasuki kamarnya, Oh ya pak saya sudah ngantuk “ saya tidur
duluan ya. Pak renggo hanya mengangguk perlahan dan tersenyum. Langkah gemulai
ibu muda itu yang menuju kamarnya semakin membuat pak renggo terpukau, sekujur
tubuh Shinta bergetar indah disaat melangkah, goyangan pinggulnya bagaikan
harimau betina yang sedang lapar, guncangan buah dadanya seolah menantang untuk
minta diremas, buah pantatnya mengisyaratkan birahi lelaki tua itu untuk menyirami
lahar panasnya didalam anusnya. Pengalaman yang telah lalu membuat Shinta tak
dapat memejamkan matanya malam itu, pandangannya ke langit-langit kamar dengan
angan yang kian jauh melambung, keresahan dihatinya yang sangat jarang
mendapatkan nafkah batin dari suami, semakin membuatnya risau tak menentu.
Antara batas kesetian dan penderitaan makin melebar jaraknya, apa lagi Ardi
telah ditempatkan di Sumatera utara memegang jabatan penting.
Malam semakin merangkak jauh, pak renggo didalam kamar
sebelah masih belum berbaring ditempat tidurnya, perasaan yang berkecamuk dalam
dirinya membuat lelaki tua itu hanya mondar mandir didalam ruang kamarnya.
Malam itu juga Shinta mulai tak mengindahkan lagi rasa kesetiaan, pikiran bawah
sadar yang memerintahkan untuk berbuat sesuatu, diluar kesadaran kedua
tangannya mulai beraksi melintir puncak bukit buah dadanya, dengan desahan
lirih angannya terpusat pada bayangan seorang lelaki tua yang dengan liar
menyetubuhi dirinya. Bayangan itu adalah bayangan pak renggo yang dulu pernah
memberikan kenikmatan tiada tara yang tak pernah dapat diraih dengan suaminya.
Entah apa yang membuat Shinta tergila-gila kedalam permainan
seks pak renggo. Hampir setiap saat ibu muda itu selalu ingin merasakan kembali
batang kejantanan besar keras yang penah memberinya kenikmatan. Bisikan pak
renggo, ciuman, rabaan, serta keperkasaannya di ranjang, selalu membuat isteri
Ardi ingin terus mengulanginya, sampai dirinya benar-benar puas, bermandikan
keringat dan melayang layang diatas segala kenikmatan badai birahi.
Shinta sendiri merasa heran, mengapa hanya dengan pak renggo
saja dirinya bisa terpuaskan. Terus terang sebagai wanita berusia 28 tahun,
tingkat kebutuhan seksualnya terbilang tinggi. Jika sampai dua hari saja Shinta
tidak melakukan hubungan seks, ia seperti orang linglung, pucat, dan tanpa
gairah. Namun malam itu gairahnya memancar kembali, kecantikannya telah memukau
lelaki tua itu.
Shinta yang terbaring di ranjang dengan sprei warna biru
dengan posisi kaki di tekuk dan di kangkang melebar. Hingga liang kemaluannya
menganga dan siap untuk menerima masuknya batang kejantanan lelaki yang dalam
angannya. Sekali lagi tanpa susah payah Shinta menarik tinggi naik baju
tidurnya, kemudian mulai menggerakkan perlahan tangan meraba liang vaginanya.
Untuk sejurus kemudian ibu muda itu dengan posisi terlentang, liang kemaluannya
menganga indah menantang, dan pertanyaan pada gejolak birahinya terjawab sudah
dengan sendirinya.
Tetapi hal yang tak disangka sangka terjadi, ketika dia
mulai sedikit demi sedikit menuangkan babi oil ke belahan pantatnya, otomatis
membuatnya menggelinjang dan meregangkan selangkangan jadi semakin lebar dan
mendesah nikmat. Angannya seolah olah pak renggo yang menyentuh bongkahan
pantat indahnya. Perasaan yang dirasakan luar biasa karena gerakan itu
sekaligus membuat desahannya terdengar jelas oleh pak renggo, Shinta tidak
mengetahui kalau lelaki tua itu terangsang berat sedang mengintip tiap
gerakannya. Pak renggo semakin mendekat kepintu kamar Shinta, Lelaki tua itu memperoleh
sebuah pemandangan yang sangat sempurna dari pantat yang sangat indah. Kemudian
ibu muda yang cantik itu memutar tubuhnya menghadap kepintu seolah olah
mempertunjukkan keindahannya. Vaginanya terlihat cantik sekali dihiasi sedikit
rambut, dan payudaranya kencang sempurna siap untuk diremas, seperti yang
dibayangkan lelaki tua itu, bahwa isteri Ardi tak akan pernah merasa puas
sebelum merasakan kembali penis yang di idamkannya.
Sudah sekian lama Sinta menantikan sebuah persetubuhan yang
panas, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan ‘memasuki’ pusaran birahi,
tubuh kekar yang jantan dalam khayalan semakin membuatnya melambung tinggi
dengan monggosok bibir vaginanya, bayangan lelaki tua itu terekam jelas dimana
ia pernah menerima batang penis besar yang menghujam dalam liang kenikmatannya.
Dia mulai meningkatkan kecepatannya menusukan jarinya pada vagina, setelah ia
melepaskan baju tidurnya, tangannya yang lain mencengkeram payudara.
Perasaan nikmat, tiba-tiba membawanya kembali pada kenangan
saat dia disetubuhi dengan buas oleh pak renggo di dusun terpencil dulu.. Dia
tidak bisa percaya apa yang dia lihatnya, Kini pak renggo sedang menyaksikan
gerakan liarnya yang mantap di ambang pintu kamarnya, yang paling buruk dari
semua itu, dia membiarkan pintu kamar tidak terkunci, mungkin ia lupa atau
sengaja tidak menguncinya. Shinta terpukau jengah begitu saja dengan hati
bergetar nafsu melihat kehadiran lelaki tua itu.
Pak renggo menyadari kejengahan Shinta, lalu ia membalikan
tubuhnya kembali kekamarnya, disana pak renggo menghempaskan tubuhnya pada
kursi empuk dengan bersandar. Isteri Ardi yang cantik itu semakin gelisah,
keresahan batinnya telah diketahui oleh pak renggo, sudah kepalang tanggung
pikirnya, ia ingin menuntaskan gejolak birahinya yang tertunda tadi, ibu muda
itu lalu memakai kembali kimono tidur tanpa mengikatkan talinya, dengan rambut
yang kusut masai kian menonjolkan kecantikan alami, Dengan langkah yang pasti
Shinta mendatangi kamar pak renggo. Pak renggo terpukau dengan kehadiran isteri
Ardi dalam kamarnya.
Pelan namun dengan pasti langkah Shinta yang langsung
mendekat, tangannya menuju ke selangkangan pak renggo yang sedang duduk
tersandar dikursi. dengan tangan gemetar ibu muda itu meraba batang kejantanan
lelaki tua itu, yang masih dalam celana komprangnya. “Oooh pak aku ingin..
ingiiin…merasakannya kembali”, racaunya sambil mendesah manja. Batang penis
lelaki itu sudah mencuat keras tanda memang sudah terangsang hebat, saat tadi
menyaksikan kebinalan ibu muda itu, Pak renggo lalu menggerakan tangannya
meraih buah dada Shinta. Gerakan tangannya berputar-berputar menyentuh dan
meremas lembut. Ibu muda itu mendesah nikmat “ Ouuuggh paak “. Remaslah
paaaak”. Remasan tangan pak renggo yang berjari besar itu, membuat Shinta
semakin memajukan dadanya ke arahnya berharap agar lelaki tua itu segera
menyentil puncaknya yang sudah tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk
disentuh. Tak lama kemudian pak renggo menunduk untuk mengecup bibir
sensualnya. Shinta telah menemukan dirinya yang sejati, penis besar ini
diharapkan yang akan meredam gejolak birahi liarnya, ibu muda itu dengan ganas
dan panas membalas ciuman pak renggo. Sesuatu telah mengambil alih dari alam
sadarnya. Isteri Ardi yang cantik benar benar telah menjadi kuda betina yang liar,
yang siap untuk ditunggangi oleh lelaki tua itu. Lidah mereka kini mengembara
di dalam mulut masing-masing ketika mereka saling memeluk dengan erat
berpagutan. Dengan buas Shinta menghisap lidah pak renggo.
“Oh Tuhan”, kata Shinta ketika pak renggo meremas bukit
susunya dengan meningkatkan gerakannya memelintir putingnya yang mulai mencuat
terbakar.
“Kamu masih sangat rapat seperti dulu”, bisik pak renggo,
aku bertaruh aku pasti kesulitan mengerjai kamu”,
Ini adalah vagina paling rapat yang pernah pak renggo
‘kerjai’ setelah dia mengambil keperawanan isterinya. Dia mengangkat ke atas
tubuh Shinta berdiri dengan memegang payudaranya, meremasnya bersamaan lalu
menghisap puting susunya lagi.
“Tolong .. Oohh.. Pak heisssssss”.
Shinta tidak bisa percaya, dia kini sedang menikmati
bongkahan pantatnya diremas gemas oleh pak renggo. Kerinduan selama ini
terpendam mulai jadi kenyataan, ibu muda itu ingin lebih yang lagi, ia ingin
semburan lahar panas lelaki tua itu didalam liang anusnya atau liang vaginanya.
Birahinya mulai menanjak tinggi tak terkendali.
Tangan Shinta mulai mengocok penis besar pak renggo yang
masih bersembunyi dibalik celana komprangnya. Batang kejantanan pak renggo kian
menjadi besar dan panjang dalam genggaman ibu muda itu. Shinta mendesah desah
liar saat kehangatan penis pak renggo mengaliri telapak tangannya.
Perlahan lahan isteri Ardi itu dituntun pak renggo mendekat
ke meja rias yang tidak jauh dari pintu masuk. Kemudian diangkat sedikit dan di
dudukkan di tepi meja. Lelaki tua itu segera melepas ciumannya dari bibir
sensual perempuan itu, dan segera menuju bagian bawah. Shinta sudah duduk
dengan posisi membuka kaki cukup lebar. Sementara itu pak renggo mulai menciumi
pahanya dari arah bawah dan terus menuju selangkangannya. Ketika sudah mulai
mendekat ke selangkangannya, terlihat cairan bening yang keluar dari dalam
vagina berkilauan karena sinar lampu kamar. Seperti sudah tidak sabar lagi,
Shinta segera memegang kepala pak renggo dengan bernafsu, dan segera menarik
dan membenamkan ke selangkangannya. Dan pak renggo pun mulai menjilat mulut
vagina, lidahnya memainkan klitoris yang mulai membengkak. Vagina ibu muda itu
terasa harum oleh pak renggo, dan memang Shinta sangat telaten menjaga
kebersihan alat kelaminnya. Jamu pewangi vagina secara teratur ia minum, dan
tak lupa dengan cairan pembersih Sari Ayu Shinta selalu membersihkan liang
vaginanya.
Cairan bening yang sedikit kental dan asin dirasakan pak
renggo terus keluar semakin banyak. Setiap lidah lelaki tua itu menusuk masuk kedalam
vaginanya, Shinta merintih, dengan menyebut-nyebut nama suaminya. “ Oooh mas
Ardi maaaafkan aku. “toloooong.” “Heiiiss ampuuun pak renggo “. Terus teruuuuus
pak enaaak”. Bagian klitoris itu membuat pak renggo tertarik untuk memainkannya
karena dia ingin membuat isteri Ardi yang cantik itu menjadi kuda betina liar
dalam pusaran badai birahinya. “ Enaak sayang “ lelaki tua itu menggumam sambil
menjilat klitoris Shinta yang kian membengkak.
Sementara sambil asyik dengan menjilat mulut vagina ibu muda
itu, pak renggo melorotkan celananya di lemparkan ke lantai. Tidak lama
kemudian pak renggo mulai menarik kepalanya, dan segera kepala itu menjauh dari
selangkangan Shinta dan bergerak menuju payudaranya yang sudah tidak tertutup
sehelai benang pun.
Puting susu ibu muda itu terasa kenyal dan mengeras. Dengan
sedikit gigitan yang ringan, ia kunyah lembut dan kemudian dihisap panjang
dalam mulut. Dengan memakai ujung lidahnya, puting dan daging lembut
disekitarnya terus dipermainkan pak renggo. Shinta menjerit nikmat…”Oooughhh..
pak.. paaaaak nikmatnya.. Oh terus hisaaaaaap yang kuat paaaaaaak. Oh Tuhaaaan.
“ Cepat setubuhi aku paaaaaak”
Kemudian pak renggo menegakkan badan dan wajah Shinta untuk
mendekat ke dada kekarnya. Ibu muda itu mulai mengecup berbagai tempat di
sekitar dada, kemudian Shinta menjilati puting lelaki tua itu, kiri dan kanan
dan kemudian mengulumnya dengan begitu bernafsu. Pak renggo pun mulai
merapatkan diri ke Shinta yang sedang duduk di ujung meja dengan posisi kedua
kaki dibuka lebar siap menerima kenikmatan penis. Walaupun sudah begitu
merapat, penis besar pak renggo dibiarkan dahulu di luar, di sekitar
selangkangan dan mulut vagina Shinta, mengegesek gesek lembut namun menimbulkan
percikan birahi membara disekujur tubuh ibu muda yang cantik itu. Shinta
semakin belingsatan didera kenikmatan.
Ibu muda itu dengan buas menciumi puting dan dada pak
renggo, akhirnya tidak sabar juga, dengan suara yang begitu merangsang isteri
Ardi yang cantik mulai merengek supaya pak renggo segera memasukkan penis
besarnya ke vagina Shinta yang sudah banjir dari tadi . Pak renggo meminta
Shinta saja yang memasukkannya sendiri, dan perempuan cantik itu kemudian
menggenggamnya dengan tangan gemetar, berusaha memasukkan penis besar panjang
keliangnya, dan diarahkan ke lubang vagina dengan sedikit menarik tubuh pak
renggo yang segera menyesuaikan diri, dan membantu ibu muda itu untuk
memasukkan penis besarnya “ Heeiiigh. Oooh pak besarnya”. Aku rindu ini punyamu
paaaaaak.
Pak renggo membantunya dengan perlahan lahan mendorong
batang penis terus masuk ke dalam vaginanya. Seperti sedang menerima sesuatu
yang sejak tadi ditunggu tunggu, Shinta merintih begitu bernafsu. Lelaki tua
itu mulai menggerakkan pinggul perlahan lahan sehingga penis panjangnya keluar
masuk vagina yang berkedut kedut dindingnya dengan berirama. Shinta kemudian
memeluk pinggang pak renggo, dan bibirnya yang tidak henti hentinya merintih
melekat di telinga lelaki perkasa itu, dengan meracau nikmat. “ Ooooh setubuhi
aku yang keraaaaas” Untuk beberapa saat mereka terus bermain cinta dengan
posisi demikian.
Perlahan-lahan namun pasti Shinta merasakan puncak
kenikmatan semakin dekat. Matanya mulai terpejam, ah…, “Ouuugh pak saat saat
seperti ini yang aku tunggu, dan aku rindukan setiap malam agar dapat bercinta
dengan laki-laki jantan seperti mu pak paaaak”. Desahan Shinta semakin
terdengar tak beraturan ditelinga pak renggo. Darah ditubuh ibu muda itu
mengalir dengan cepat. Dan, tak berapa lama, tubuhnya terasa bergetar. Shinta
menggelinjang, punggung pak renggo didekapnya erat, sementara kakinya menekan
pantat lelaki perkasa itu sekuat tenaga. “Terus paaak… terus….” Gerakan pak
renggo menghentakan batang kejantanannya semakin cepat dan kuat. ” Oooh Sedikit
lagi…paaaak sedikit lagi.” Ooooghhh aku hauuuus paak…haus, ludahi mulutku
paaaaak”. Pak renggo mencium mulut ibu muda itu dan air ludahnya memenuhi
rongga perempuan cantik itu. Kenikmatan telah dirasakan Shinta semakin dekat,
dan….. “Ooooooh….., ampuuuun pak” desahan nikmatnya yang panjang terdengar
keras. Kaki ibu muda itu menghentak hentakkan pantat pak renggo, nafasnya
memburu, dan pinggulnya meliuk liuk bagai penari erotis.
Pak renggo memperlambat gerakannya dan melihat pada Shinta
sambil berbisik “ Nikmatilah dan rasakan batang kejantananku sayang” kau telah
menggodaku malam ini untuk menyetubuhimu. Kemudian, nafas ibu muda itu mulai
memburu. Matanya masih terpejam saat pak renggo mencium bibirnya dengan lembut.
Shinta membuka matanya, dan pak renggo mulai lagi bergerak dengan buas. Penisnya
menghujam vaginanya tanpa ampun. Hanya reda beberapa saat, desahan nikmat
isteri Ardi mulai kembali memburu, demikian juga dengan Pak renggo.
“Uuh… uh, Ayo manisku yang binal,… aku sudah mulai mendaki,”
bisik pak renggo pada isteri Ardi, yang bagai orang kesurupan berkejat kejat
dalam hentakan buasnya, pak renggo memacu birahi kuda betinanya untuk sampai
digaris finish.
Dengan gerakan memutar memutar dalam hentakkan pinggulnya
pak renggo, semakin lama gerakannya semakin cepat dan semakin menekan kedalam
vagina Shinta. Dengan gerakan hebat pak renggo menghentakan penis besarnya
semakin dalam. ibu muda itu melepaskan erangan histerisnya tanda mencapai
orgasmenya yang pertama.
Oh ampuuuun pak, aku sampaiiiii, enaaak…. tolooong” dengan
tubuh bergetar hebat isteri Ardi yang cantik itu tenggelam dalam pusaran badai
birahinya.
Bukannya menghentikannya, pak renggo malahan
menyentil-menyentil pentil susunya dengan ujung ujung jarinya, sambil
mengayunkan penis besarnya didalam liang yang sempit yang berdenyut denyut
mencengkram lembut batang kejantanannya. Pak renggo melenguh nikmat, “Ooh cah
ayu punya mu uenaak teunan “.
Ketika ibu muda itu belum reda dengan orgasmenya yang
pertama, pak renggo memindahkan tubuh Shinta keatas ranjang, pak renggo membuka
selangkangannya lebar-lebar dan merekahkan kedua bibir vaginanya yang dibanjiri
air kenikmatannya. Kemudian lelaki tua itu dengan telapak tangan kanannya (ke
empat jari-jarinya), mulai menepuk-menepuk pussy Shinta yang terpampang lebar
di depannya. Gerakan-Gerakan itu bermula dengan pelan, dan setiap kali
“tamparan” nya mengenai bibir vagina yang sudah basah itu, Shinta
tersentak-tersentak antara rasa kaget dan erotis.
Akhirnya, pukulan-pukulan kecil itu bertambah keras dan
cepat seiring dengan Shinta mendapatkan sensasi yang luar biasa di ronde yang
kedua. Ibu muda itu orgasme hebat diselingi erangan-erangan ketika tamparannya
mengenai vagina dengan cairan kentalnya yang mengalir deras sampai ke bongkahan
pantatnya.
“Argh, argh, hmph hmph..” ampuuuun paaaak”
“Enak kan, Shinta?” Ayo jawab…manisku yang binal, kau telah
menggodaku”. Kau telah mendapatkan hukumannya. Malam ini nikmatilah batang
kejantananku yang akan menelusuri anus mu. Aku tahu kau merindukan kenikmatan
yang pernah kau rasakan dulu. Betapa nikmatnya lahar panasku menyembur dalam
anusmu, betapa indahnya tubuhmu saat meliuk liuk didera rasa nikmat itu. “ Ayo
ngaku pelacur cantikku… kamu suka khaaaan “. Ya yaaa pak aku sukaaaaaa punya
mu.
Malam itu, akhirnya Shinta tertidur kecapaian setelah
mendapatkan empat kali orgasme dalam pacuan birahi pak renggo, dari berbagai
macam posisi ibu muda itu disetubuhi pak renggo hingga berkelojotan. Disaat
menjelang fajar Shinta terbangun dengan posisi yang mengangkang lebar menantang
dengan vagina yang basah meleleh sampai ke pantat, begitu banyaknya semburan
lahar panas pak renggo membanjiri liang sempitnya. Pak renggo masih pulas dalam
tidurnya yang terlentang, dengan batang kejantanannya setengah menegang. Shinta
begitu takjub melihat batang penis lelaki tua itu yang selalu siap untuk
memberinya kenikmatan.
Dengan perlahan-lahan Shinta bergerak menempatkan posisi
badannya sehingga bagian pinggulnya berada sejajar dengan kepala pak renggo dan
dengan setengah berjongkok, Batang kemaluan renggo persis berada di depan
kepalanya. Rupanya Ibu muda itu ingin menjilati serta menghisapi batang perkasa
itu, karena begitu pak renggo terjaga dari tidurnya terasa batang kemaluannya
dipegang oleh tangan halus lembut. Kini terasa kepala penisnya seperti
menerobos masuk dimulut yang hangat. Ketika ujung lidah Shinta mulai
bermain-main di seputar kepala penisnya, suatu perasaan nikmat tiba-tiba
menjalar dari bawah terus naik ke seluruh badan pak renggo, sehingga dengan
tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutnya dengan meracau. “Oooh
pelacur manisku… terus teruuuus hisap yang kuat, ambilah sari madu yang kau
rindukan itu.
Racauan liar pak renggo semakin memacu birahi perempuan
cantik itu, kata kata “ pelacur cantik” telah membuat Shinta kian bergairah
dengan nafsu kian jadi membara. Shinta begitu menikmati kata kata vulgar pak
renggo. Dan memang dirinya telah menjadi seorang perempuan pelacur, ia
melacurkan dirinya hanya untuk pak renggo yang telah memberikan segala galanya
yang tak pernah didapat dari suaminya. Akhirnya pak renggo membuat perlawanan,
dia layani keinginan ibu muda itu.
Dengan posisi 69 ini keduanya bercumbu, saling hisap
mengisap, jilat menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan
pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian pak renggo menghentikan kegiatannya
dan tetap berbaring telentang sambil telentang pak renggo menarik Shinta ke
atas tubuhnya. Dengan suatu tekanan oleh tangan kekarnya pada pantat Shinta,
maka penis besar itu langsung menerobos masuk ke dalam liang vaginanya. Amblas
semua batang kejantanan itu.
“Aagggghh..!” terdengar lenguhan panjang kenikmatan keluar
dari mulut perempuan cantik itu.
Shinta tambah semangat dengan ikut mengimbangi dengan
menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atas tubuh pak renggo. Lelaki tua
itu melihat wajah ibu muda itu semakin cantik disaat sedang memburu birahinya,
matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua
buah dadanya yang indah padat itu, bergoyang goyang indah membuat pak renggo
kian liar meremas bongkahan pantatnya. Cengkraman tangan lelaki tua itu semakin
kuat untuk menekan ayunan pantat Shinta yang liar dengan vagina yang terganjal
penis besarnya.
Pak renggo melihat pada cermin besar di lemari, kelihatan
pinggul isteri Ardi yang sedang berayun-ayun indah di atas tubuhnya. Batang
penisnya yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika Shinta bergerak
naik turun di atasnya. Hal ini membuat pak renggo jadi makin terangsang.
Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penis pak renggo mencari jalan keluar,
hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badannya, dengan meremas
kedua bukit kembar Shinta. Kemudian air lahar panasnya tanpa dapat ditahan
menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina ibu muda itu, yang pada saat
bersamaan pula vagina Shinta terasa berdenyut denyut dengan kencangnya disertai
tubuhnya yang berada di atas tubuh pak renggo bergetar dengan hebatnya dan
berkelojotan. Kedua tangannya mendekap badan kekar pak renggo dengan keras. “
Ouuugh pak paaaak enaaknya ampuuuuuun pak “. Semburan lahar panas yang dahsyat
itu membuat Shanti terhempas kedalam badai kenikmatan tiada tara.
Keduanya mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya Shinta
tidur tertelungkup di atas tubuh pak renggo dengan lemas dan dari bibirnya
tersungging senyuman puas.
“Pak.., terima kasih pak. Bapak telah memberikan kepuasan
sejati..!”
Pak renggo membelai rambut panjang Shinta seraya berbisik,
“kau seorang wanita yang terhebat manisku”. Aku akan selalu memberikan apa yang
menjadi kerinduanmu. Kau cantik, dan tubuhmu begitu menggairahkan sekali, dan
liang vagina mu sempit nikmat berdenyut denyut. Shinta tersenyum dengan pujian
pak renggo itu, begitu bahagia perasaannya bercampur jengah. “ Teeetapi bukan
milik ku yang sempit, punya bapak yang terlalu besar dan panjang”. Keduanya
lalu kembali berciuman dengan liar dan buas. Batang kejantanan pak renggo masih
tegak perkasa didalam liang perempuan cantik itu, meski telah berejakulasi
namun tetap gagah, entah ramuan apa yang diminum pak renggo.
“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan Shinta,
sementara pak renggo menggerakan-gerakan pantatnya sambil menekan ke atas.
Dalam posisi itu dimana berat badan Shinta sepenuhnya
tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penis besar panjang pak
renggo, maka dengan begitu cepat ibu muda itu akan mencapai klimaksnya kembali.
“Aaduhh.. pak.. Aku.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. paaaak..!”
dengan lenguhan panjang seperti sapi disembelih disertai badannya yang
mengejang, isteri Ardi mencapai orgasme yang begitu dahsyat dirasakannya, dan
selang sejenak terkulai lemas dalam pelukan pak renggo.
Dengan penis besar yang masih berada di dalam lubang
kemaluan Shinta, pak renggo terus membalikan tubuhnya. Lelaki tua itu
menindihnya. Dalam keadaan yang masih terkulai lemas didera nikmat yang baru
saja terjadi, pak renggo menggenjot ibu muda itu kembali, tanpa jedah dengan
sangat bernafsu, sampai Shinta berkejat kejat sambil mencakari punggungnya
hingga berdarah. Lelaki tua itu mulai mendekati pendakiannya yang tertunda.
Shinta mengerutkan otot otot di dalam vaginanya untuk
mencengkeram penis besar pak renggo, ibu muda itu memutar pinggulnya sambil
menaikan pantatnya ke atas, sampai ke leher batang kemaluan yang panjang.
Kemudian dengan cara yang sama dilakukannya dengan menghentak keatas,
dilakukannya berulang-ulang. Pak renggo mengelus dan meremas bokong indah
isteri Ardi, pinggul lelaki tua itu menghujam lebih dalam lagi vagina Shinta
dari atas dengan irama yang sudah sangat harmonis. Posisi ini juga adalah posisi
favorit Shinta (hingga kini). Buah dadanya terhimpit dada kekar pak renggo,
perut pak renggo menggesek gesek perutnya dan desis kenikmatan perempuan cantik
itu semakin menyatu dengan deru nafas pak renggo.
Shinta rasakan gesekan otot dan kulit penisnya pak renggo di
dalam vaginanya, rasanya enak sekali, kepala penisnya yang besar yang menyodok
nyodok dinding rahimnya makin menambah kenikmatan yang dialami. Bagian dalam
vaginanya berkedut makin memompa. Shinta melenguh panjang dengan tubuh berkejat
kejat dalam hentakan buas dan liar lelaki pejantan tangguh itu. Dicengkramn
gemas bongkahan pantat ibu muda itu, sambil mengisap putting susu indahnya, pak
renggo menghentakan penisnya semakin liar, spermanya menyemprot tumpah dengan
deras ke dalam liang vagina Shinta, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.
Ibu muda itu pun berkelojotan saat puncak kenikmatannya diraihnya bersama
ledakan lahar panas pak renggo.
Tubuhnya berkejat kejat nikmat dengan pantatnya naik keatas
untuk menjemput hentakan penis besar yang menghujam deras, dadanya membusung
membuat pak renggo dengan buas menghisap pentil susunya yang kian mencuat
indah…” Ooooh ampuuuuun paaak”, Deru nafas ibu muda itu memburu, dengan kepala
menggeleng kanan kiri, saat tenggelam dalam pusaran badai kenikmatanya. Begitu
sempurna kenikmatan yang diterimanya, hingga dirasakan oleh Shinta menyentak ke
ubun ubunnya, dengan jiwa melayang keawang awang.
Shinta tak tahan lagi untuk tidak mengeluarkan suara-suara
liarnya oohhhhhhhh………… ssshhhhhhhhhh, meski masih terdengar perlahan, pada saat
batang kejantanan pak renggo masih berkedut kedut didalam liang vaginanya. Dan
bibir kelaminnya basah meleleh oleh lendir madu mereka berdua.
Mengapa benda yang tegar, perkasa dan penuh pesona itu tak
juga melemah serta masih memberikan kenikmatan dalam dirinya. Hanya itu yang
bisa Shinta ingat dan selanjutnya ibu muda itu tertidur sesaat dan terbuai
kedalam mimpinya yang indah. Ketika Shinta tersadar dari mimpi indahnya, Pak
renggo telah turun dari atas tubuhnya. Lelaki tua itu kembali dengan rakus
menjilati liang vaginanya.
Menjilatinya, menghisapnya dengan ganas. Bahkan membalikan
tubuhnya tengkurap, mengangkat pantatnya, kemudian menjilati anusnya yang
membuat dia berpegangan dikasur yang empuk dengan tubuh menggigil dan tersentak
sentak menahan getaran nikmat tak terlukiskan yang akan diterimanya kembali.
Shinta akan menerima kembali orgasmenya yang penuh sensasi
disaat matahari akan terbit. Kali ini bahkan lebih hebat dari yang semalam,
jilatan liar pak renggo pada lubang anusnya, membuatnya tanpa sadar membuat ia
terpekik histeris, dan tubuhnya mengejang sangat lama………….
oooooghhhhhhhhh……………. sshhhhhhhhhhh……. ohhhhh pak
Pak renggo Sangat rakus! Menjilati lubang anus isteri Ardi
yang cantik itu.
“Oh.. masih kecil dan sempit.. punya mu manis,” bisiknya.
Apakah kamu merindukan ini….lidah ku yang menjilati anus mu ? “ ayo jawab.. “ Y
y yaa pak.
“Apakah kau ingin penisku ada didalam anus sempit ini ? “ ya
paaaaak, ibu muda itu menjerit histeris sekali lagi saat lidah pak renggo
menjilat liar anusnya. Jelas itu ungkapan bawah sadarnya.
Jilatan liar pak renggo demikian ber irama, membuat ibu muda
itu, pantatnya diangkat naik dengan bergetar hebat menahan kenikmatan dari
permainan lidah pak renggo , isteri Ardi yang cantik itu kelihatan bagai orang
kalap akibat nafsu birahinya tak terbendung. Lelaki tua yang sudah sangat
berpengalaman dengan wanita yang diambang klimaksnya jadi kian bersemangat
mengerjainya, betapa indahnya tubuh perempuan cantik itu saat menggeliat geliat
ingin melepas bendungan birahi dari dalam dirinya.
Tanpa menuggu terlalu lama akhirnya Shinta merasakan
panasnya batang kejantanan pak renggo berada di ambang pintu lubang anusnya.
Kali ini ibu muda itu memejamkan matanya, dengan mengerang bagai sapi sekarat,
saat batang penis hangat itu digesek gesekan pada belahan pantatnya, dengan
dicengkram kuat oleh tangan kekar pak renggo bongkahan pantat indah itu, kepala
Shinta terangkat keatas dengan biji mata terbeliak didera nikmat.
Dan tubuh Shinta bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya
bergetar berkejat kejat kenikmatan. “Cah ayu…. suka… kamu suka ini… kontol
besar dalam lubang anus mu” ujar lelaki tua itu. Yang hanya bisa di jawab oleh
desahan desahan nikmat ibu muda itu.
“Oh enaaaknya pak” . pak renggo itu hanya tersenyum
kenikmatan juga. Penis itu dengan pasti telah menerobos bergerak masuk dengan
perlahan, membuat tubuh isteri tersayang Ardi terguncang keras. Shinta menjerit
nikmat, anusnya mulai terbiasa dengan penis besar itu kembali. Ougggh pak beri
aku kenikmatan seperti dirumah mu. Ooooh pelannn pelaaan paaaaaaaak. “ Sakit
manisku…. tidak pak tapi perlahan dulu ya. Rasa nyeri hanya sebentar dirasakan
Shinta, kini telah berganti dengan rasa nikmat yang tiada taranya.
Dan pak renggo terlihat jelas, sangat menikmati lubang anus
ibu muda itu. Dia terus menggoyangkan penisnya. Shinta semakin merasakan adanya
perubahan, sepertinya didalam anusnya tiba tiba ia merasakan nikmat yang tiada
tara menerima penis sebesar itu. Ibu muda itu mengigit bibirnya, rasa nikmat
yang dialaminya dengan cepat dan pasti menyentak sampai keubun ubunnya.
Shinta tak kuasa lagi didera kenikmatan, ia mengerang bagai
kuda betina liar, seakan akan memberitahukan pada pak renggo, bahwa dia sangat
menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang meliuk liuk, kepalanya bergerak ke
kiri dan kekanan. Lelaki tua itu terus menggoyang menghujamkan penisnya semakin
buas dan dalam. “ahhh… ahhh.. aku tak tahan… aku tak tahan…” tiba tiba
isterinya Ardi yang cantik itu mengerang. Dan tubuhnya kembali mengejang,
mengejet berkejat kejat nikmat. Shinta akhirnya orgasme, namun terus saja mbah
barja memacu penisnya di dalam liang anus ibu muda itu. Nafas pak renggo
mendengus dengus bagai banteng liar menikmati liang anus Shinta. Tak lama isterinya
Ardi yang bahenol itu kembali mendapatkan orgasmenya lagi secara beruntun, yang
kemudian di susul oleh pak renggo.
Ibu muda itu bisa merasakan jelas panasnya cairan birahi
lelaki perkasa itu memenuhi liang anusnya menyembur dengan deras, begitu nikmatnya
semburan lahar panas itu hingga Shinta menjerit histeris… Ougggh tolooooong.
Nikmaaaaaat sekali pak. Ooooooh pak….. ampuuuuuuun pak renggooooo. Dan kenangan
saat pertama kali ia disetubuhi pak renggo didesa terpencil itu, kini kembali
telah menjadi kenyataan. Shinta isteri Ardi yang cantik itu, kian menjadi
perempuan binal setelah menikmati batang kejantanan pak renggo yang besar
panjang perkasa.
Selama tiga malam pak renggo menginap dirumahnya, selama
tiga malam itu pula ladang gersang ibu muda itu disirami air kenikmatan pak
renggo yang sebaya dengan usia ayahnya Shinta. Sungguh menakjubkan kebutuhan
seks tidak pernah memandang usia lawan jenisnya.
Author : Unknown
( Bagi yang tau siapa penulis aslinya, silakan kontak gw,
supaya bisa gw lampirkan ^^ )
No comments:
Post a Comment